Sebelum membaca part ini, lebih baik kalian baca part sebelumnya. Dikarenakan author lama up dan kalian pasti udah lupa alur cerita.
*Ketawa jahat*
***
"Jika aku tahu seperti ini, aku seharusnya tidak melepaskan Evelyn waktu itu." Celetuk James yang membawa Aaron kembali dan membuat pria itu tiba-tiba mengeluarkan aura dinginnya dengan tatapan tajam menatap James yang tampak seakan tidak menyadari, jika perkataannya barusan memicu amarah seseorang.
Bahkan mereka yang ada disana pun terkejut dengan ucapan James.
"Hei, itu artinya kalian tidak berjodoh." Ujar seseorang tiba-tiba berusaha untuk mencairkan suasana tegang.
"Siapa yang tahu, aku bahkan mendengar bahwa Evelyn saat ini benar-benar sendiri. Siapa tahu, jika aku mengejarnya, dia akan kembali padaku." Balas James tampak tidak peduli, bahwa ucapannya kali ini benar-benar akan dapat memicu kemarahan seseorang.
Namun, alih-alih terpancing, Aaron hanya kembali menundukkan kepalanya, tampak tidak peduli pada omong kosong pria itu.
Berdiri dari duduknya, James tampak akan keluar dari ruangan itu.
"Kau akan pergi James? Ini bahkan belum lewat tengah malam." Ujar temannya.
"Aku bersiap untuk menjemput calonku di Paris." Dan sekali lagi, bahkan sebelum pria itu benar-benar pergi, dia seakan ingin meninggalkan bom untuk mereka yang masih di sana.
"Dasar pria gila." Celetuk seorang pria diam-diam melirik Aaron yang hanya terdiam.
Ya, memangnya Aaron akan benar-benar peduli pada wanita itu?
***
Malam itu, kota paris terselimuti oleh salju yang turun. Jalanan kota yang romantis itu seakan menambah kesan indah dengan salju yang menjadi karpetnya.
Beberapa pasangan terlihat berlalu lalang, seakan tidak mempedulikan hawa dingin yang menerpa. Berpegangan tangan dan saling melempar canda dan tawa, memperlihatkan pada semua orang bahwa mereka tengah di mabuk asmara, bahwa hati mereka tengah berbunga-bunga saat ini.
Seakan dunia hanya milik mereka berdua.
Evelyn berjalan tanpa tujuan, kehadirannya yang seorang diri di tengah-tengah mereka yang memiliki pasangan, sangat menarik perhatian.
Tidak mempedulikan setiap tatapan yang jatuh padanya, wanita itu terus berjalan. Menunduk dan melangkahkan kakinya pada tumpukan salju dibawahnya, wanita itu menikmati melihat salju yang meninggalkan jejaknya di belakang.
Langkah demi langkah dia ambil, dan tumpukan salju terus saja meninggalkan jejaknya.
Lalu, apakah dia juga meninggalkan jejak pada pria itu?
Pertanyaan itu tiba-tiba datang menghampiri isi kepalanya.
Seandainya, seandainya dulu mereka tidak pernah bertemu, apakah dia tidak akan pernah merasakan perasaan sesak tanpa alasan ini?
Berjalan tanpa tujuan, tiba-tiba saja Evelyn merasakan ketenangan, saat menyadari tidak ada siapapun di sekitarnya. Dia tidak tahu dimana dia saat ini.
Wanita itu menatap billboard yang menampilkan seseorang yang selama setahun ini berusaha dia lupakan.
Pengusaha sukses dan masih muda memutuskan untuk segera menikah.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomansaMereka telah saling mengenal sejak kecil, namun ini bukanlah hubungan akrab teman masa kecil sebagaimana terjadi pada umumnya. Dia pernah hampir membunuhnya pada saat pertemuan pertama mereka. Sedangkan dia selalu mendorongnya menjauh dan terus me...