AARON POV
Itu adalah pukul dua belas malam, dimana seharusnya manusia menghabiskan waktu malam mereka dengan bersitirahat. Namun, aku disini.
Menatap pada satu titik, berharap dalam diam dapat melihat wanita itu. Hanya sekedar untuk memastikan dan meyakinkan diriku, bahwa aku telah membuat keputusan yang tepat dengan melepaskannya.
Tepat saat itu, lampu kamar yang tadinya mati, tiba-tiba menyala. Tidak lama siluet wanita dapat kulihat dari pantulan lampu, menggeser pintu yang memisahkan antara balkon dan kamar, wanita itu berjalan mendekat ke arah pagar balkon dengan pakaian tidurnya yang terbuka.
Dress piyama dengan tali spagheti dan rambutnya yang tergerai, berdiri dengan tenang di sana dan tidak mempedulikan bagaimana dinginnya angin malam.
Bagaimana jika dia sakit? Bagaimana jika pria lain menatapnya dengan pakaiannya saat ini? Bagaimana jika diam-diam penjaga rahasia manison Geraldo mengambil kesempatan dalam melihatnya? Apa dia sengaja keluar dengan pakaiannya itu?
Berbagai macam pertanyaan terdengar dalam pikiranku dan rasa amarah bergejolak semakin besar saat memikirkan semua pertanyaan itu.
Menahan amarahku, aku masih menatapnya dalam keheningan malam.
"Melepaskan Evelyn adalah kesalahan paling fatal yang kau lakukan."
Ucapan itu kembali terngiang dalam pikiranku. Benarkah melepaskannya adalah kesalahan paling fatal bagiku?
Lalu, haruskah aku terus mengenggamnya dalam rasa sakit?
Keinginan untuk melindunginya dan terus mengenggamnya, berkali-kali muncul dalam pikiranku. Namun, aku hanya memiliki dua pilihan antara melepaskannya untuk melindunginya atau terus mengenggamnya dalam rasa sakit.
Tanpa ditanya dua kali, aku akan memilih untuk melepasnya, meski itu menyakitiku.
Butuh waktu lama hingga aku mengetahui arti perasaan ini. Kenapa aku selalu merasa terganggu dengannya? Kenapa ada perasaan khawatir padanya? Kenapa aku selalu ingin tahu kabarnya? Kenapa dia bersikap seperti ini? Dan segala hal tentangnya.
Awalnya aku berpikir ini semua karena kehadirannya memang sangat mengangguku dan awalnya aku berpikir, ini hanya perasaan benci yang tidak dapat tersalurkan dengan baik.
Namun aku menyadarinya saat aku berpisah dengannya begitu lama, meski sering aku menyangkalnya, tapi tanpa kusadari perasaan ini telah tumbuh sejak lama dan mengakar dengan dalam.
Sayangnya, saat aku kembali dan melihatmu lagi, rasa takut tiba-tiba membesar. Rasa ingin melindungimu semakin menguat.
Evelyn, mungkin yang kau tau dariku hingga detik ini adalah, aku yang membencimu dan terus mendorongmu menjauh. Tapi ketahuilah, aku yang seperti ini, hanya ingin kau terus aman dan ketahuilah berada di sampingku bukanlah pilihan terbaik untukmu.
AUTHOR POV
Evelyn yang saat itu masih berdiri diam di balkon memperhatikan mobil hitam yang melaju pergi setelah beberapa lama berhenti di sana tanpa dia sadari.
Dia tidak tahu siapa itu, sampai dia melihat plat yang hanya dimiliki oleh keluarga Barnaby.
Apa itu Aaron?
Pertanyaan tiba-tiba itu membuat jantungnya berdetak kencang, hingga tanpa sadar dia hampir berbalik dan berlari, saat ingatan bahwa pria itu bukan lagi miliknya menyadarkannya.
Betapa bodohnya dia. Bahkan hingga detik ini dia masih menganggap pria itu miliknya.
Benar, selama ini dia sudah bodoh. Tidak menyadari, bagaimana Aaron yang terus-menerus mendorongnya menjauh, pria itu bahkan tidak pernah tampak peduli apakah dia ada di sana atau tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomansaMereka telah saling mengenal sejak kecil, namun ini bukanlah hubungan akrab teman masa kecil sebagaimana terjadi pada umumnya. Dia pernah hampir membunuhnya pada saat pertemuan pertama mereka. Sedangkan dia selalu mendorongnya menjauh dan terus me...