Hari ini Caramel ga ada jadwal apapun di kampusnya. Jadi dia masih rebahan di kasurnya, dia juga belum mandi. Padahal jam udah menunjukkan pukul setengah sebelas. Gadis itu terlalu malas buat mandi. Apalagi kalau hari libur. Dia bisa seharian di kamarnya buat maraton film. Caramel lagi asik main ponselnya. Cuma scroll Instagram sama liat tweet receh di Twitternya. Caramel jarang post foto di media sosialnya. Dia ga suka ngumbar fotonya di media sosial. Bahkan foto yang di unggahnya itu cuma pemandangan, foto keluarganya, atau foto random.
Pas lagi asik-asiknya ketawa, Dirga manggil Caramel dari lantai bawah. Caramel langsung naruh ponselnya di atas nakas.
“Apa sih, kak?” tanya Caramel. Gadis itu cuma berdiri di depan pintu kamarnya, dia terlalu males buat turun ke bawah.
“Mandi sana, ada Renjun, nih.” Dirga berkata dengan suara yang lumayan keras. Caramel yang mendengarnya mendadak blank. Barusan kakaknya bilang kalau ada Renjun? Dia ga salah denger, kan?
Caramel buru-buru masuk lagi ke kamarnya, ga lupa di kunci juga. Dia ngambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi dengan secepat kilat. Kali ini Caramel mandinya ga lama, cuma lima belas menit aja Caramel udah selesai mandi.
Caramel memilih rok selutut berwarna cokelat, dengan blouse berwarna putih. Ga lupa dia memoles sedikit wajahnya, rambutnya juga di biarkan tergerai. Setelah itu Caramel berkaca. Dia mengatur nafasnya sebelum turun ke bawah.
Kalau kalian tanya kenapa dia dandan dan pakai baju bagus? Kemarin Renjun kirim chat ke dia. Katanya Renjun mau ngajak Caramel ke rumahnya. Bundanya Renjun mau ketemu sama Caramel. Awalnya Caramel nolak dengan alasan ‘malas keluar rumah’, tapi Renjun maksa. Karena Caramel kasihan, jadi dia iyain aja permintaan Renjun. Lagian Caramel juga nolak gara-gara dia belum siap ketemu calon mertua, eh, maksudnya Bundanya Renjun. Lagian juga, Bundanya Renjun tau Caramel dari siapa, sih? Ah, Caramel ga tau aja. Kalau Renjun suka ceritain Caramel ke Bundanya, menceritakan Caramel sebagai sahabat perempuan satu-satunya. Makanya Bundanya itu mau ketemu sama Caramel.
Setelah siap. Caramel ambil tas selempangnya dan ponselnya, setelah itu turun ke bawah. Dia gugup banget. Bukan gugup karena ketemu Renjun, tapi gugup ketemu sama Bundanya Renjun. Caramel bahkan sempat latihan semalam. Latihan buat nyapa Bundanya Renjun dengan sopan. Tapi kayanya usahanya bakal sia-sia karena dia liat Renjun yang tambah ganteng dengan setelan celana panjang, kaos, dan jaket hitam.
Dirga tersenyum melihat adiknya, “nih, Tuan Putri sudah datang,” katanya.
Caramel yang mendengarnya cuma bisa mendengus kesal, “ga usah mulai, ya!”
“Apa, sih? Ga jelas,” cibir Dirga. “Ini mau berangkat sekarang, kan? Hati-hati, Ren. Kalau dia malu-maluin, cubit aja,” ucap Dirga lalu terkekeh. Caramel yang denger pun cuma bisa menahan diri buat ga jambak kakaknya.
Renjun terkekeh, “iya, bang. Adiknya gue bawa dulu, ya. Nanti di balikin lagi kok. Mel, ayo. Duluan, bang.” Renjun berpamitan pada Dirga.
Dirga mengantar Caramel dan Renjun sampai teras. Setelah itu Caramel dan Renjun menghampiri motor Renjun yang terparkir rapi di halaman rumah Caramel. Laki-laki itu menyerahkan helm ke Caramel.
“Lo pakai nih jaket gue, nanti paha lo ke umbar.” Renjun menyerahkan jaketnya ke Caramel.
Caramel nerima jaketnya Renjun dengan tangan yang gemeter. Untung aja Renjun ga sadar. Mendadak, Caramel jadi tersipu malu. Gini-gini Renjun juga perhatian, ya.
“Makasih,” ucap Caramel. Dia naik ke motor Renjun dan menutupi pahanya dengan jaket Renjun. Caramel bisa mencium aroma maskulin dari jaketnya Renjun.
Renjun melajukan motornya. Laki-laki itu tidak mengebut karena membawa seorang perempuan. Karena ga mau kenapa-napa, jadi dia menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata. Waktu Bundanya menyuruh dia buat ngajak Caramel ke rumah, Renjun juga sebenarnya menolak permintaan Bundanya. Soalnya dia mikir, ngapain juga bawa Caramel ke rumahnya? Emang seorang sahabat itu harus main ke rumah sahabatnya biar kenal sama keluarganya? Karena Bundanya terus maksa, Renjun jadi ga tega buat nolak. Akhirnya dia chat Caramel, dia juga deg-degan kalau Caramel nolak. Pas Caramel nolak permintaannya, dia rela buat mohon-mohon ke Caramel supaya gadis itu mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] The End of Us (END)
Novela Juvenil[End] [Follow sebelum baca] [Vote dan komen] [OC] "Gak bisa, ya?" tanya gadis itu dengan air mata yang menumpuk di sudut matanya yang siap tumpah kapan saja. "Enggak. I love you, but we can't be together," jawab laki-laki yang berdiri di hadapannya...