Siang ini Jakarta terasa panas. Akhir-akhir ini cuaca sangat panas membuat orang-orang banjir keringat. Hari ini Caramel berniat pergi ke toko bunga. Dia mau membeli sebuket bunga untuk di berikan kepada Bundanya Renjun. Jangan tanya kenapa untuk Bundanya Renjun. Soalnya laki-laki itu mengajaknya ke rumahnya. Katanya Bundanya rindu mengobrol bersama dengan Caramel. Caramel hanya mengiyakannya.
Selesai membeli satu buket bunga alyssum, Caramel keluar dari toko bunga dan memesan ojek online untuk pergi ke rumah Renjun. Awalnya Renjun menawari Caramel untuk menjemputnya, tapi Caramel menolaknya. Ia tidak mau membuat Renjun kerepotan karenanya. Oleh karena itu, Caramel memilih berangkat sendiri dengan ojek online.
Setelah mendapatkan ojek online, Caramel pun berangkat ke rumah Renjun. Sudah berapa lama Caramel tidak mengunjungi rumah Renjun? Sepertinya sudah lama. Itu membuat Caramel gugup karena akan bertemu Bunda Renjun untuk kesekian kalinya. Sudah lama tidak bertemu, membuat Caramel berpikir apa yang harus ia lakukan saat sudah berada di rumah Renjun. Caramel takut kalau dia mendadak berbicara dengan grogi saat di hadapan Bunda Renjun.
Lima belas menit perjalanan dari toko bunga yang ia kunjungi tadi, Caramel sudah sampai di depan rumah Renjun. Setelah membayar ojek onlinenya, Caramel sedikit merapihkan penampilannya. Baru setelah itu ia berdiri di depan pintu rumah Renjun dan menekan belnya.
Ah, hari ini Caramel mengenakan dress bermotif bunga-bunga dengan lengan di atas siku, tampak cantik dengan rambut panjangnya yang ia jepit.
Klek~
Pintu rumah Renjun terbuka, yang membukakan pintunya ialah Renjun. Renjun hanya mengenakan celana panjang dan kemeja kotak-kotak. Caramel tersenyum begitupun dengan Renjun.
“Masuk, Mel,” ujar Renjun sembari membuka pintunya lebar-lebar.
“Makasih, Renjun,” balas Caramel lalu masuk ke dalam rumah Renjun.
Di ruang makan, Bunda sedang menyiapkan piring untuk mereka makan siang bersama. Begitu melihat Caramel, Bunda langsung menghampiri Caramel dan memeluk Caramel.
“Halo, Caramel cantik. Gimana kabarnya?” tanya Bunda.
Caramel terkekeh, merasa malu di bilang cantik oleh Bundanya Renjun. “Baik, Bunda. Bunda gimana kabarnya?” balasnya.
“Bunda baik kok,” balas Bunda sembari melepas pelukannya.
“Syukur deh. Oh iya, ini ada bunga buat Bunda. Bunga alyssum, artinya kecantikan yang berharga. Maaf ya, Bunda. Cuma bawa bunga aja,” ucap Caramel sambil menyerahkan sebuket bunga yang ia pegang.
Bunda tersenyum, “ngga apa-apa, di bawakan bunga aja udah bersyukur kok. Makasih, cantik.”
Caramel tersenyum. Meski merasa tidak enak pada Bundanya Renjun karena hanya membawa bunga, tapi ia senang kalau Bundanya Renjun menyukai bunganya. Apalagi ketika melihat raut bahagia di wajah Bundanya Renjun, hati Caramel jadi menghangat melihatnya.
“Bunda, katanya mau makan siang bareng?” Renjun yang tiba-tiba muncul dari belakang Caramel, membuat kedua perempuan itu mengalihkan atensinya ke pemuda itu.
“Oh iya, Caramel belum makan siang, kan? Ayo, kita makan bareng. Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu,” ucap Bunda. Meletakkan bunganya di atas meja dan menarik tangan Caramel ke meja makan. Renjun mengikutinya dari belakang.
Bunda mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Caramel begitupun untuk Renjun. Ketiganya makan siang bersama sembari mengobrol banyak hal. Kalau mengobrol bertiga begini, pasti ada saja yang di bahas soal hubungan Caramel dan Renjun. Padahal Renjun sudah bilang kalau mereka hanya sahabatan. Tapi Bunda terus bilang kalau mereka cocok menjadi pasangan kekasih. Duh, kalau begini kan Caramel jadi gagal move on. Bundanya saja mendukung, tapi anaknya tidak mau. Bagaimana ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] The End of Us (END)
Teen Fiction[End] [Follow sebelum baca] [Vote dan komen] [OC] "Gak bisa, ya?" tanya gadis itu dengan air mata yang menumpuk di sudut matanya yang siap tumpah kapan saja. "Enggak. I love you, but we can't be together," jawab laki-laki yang berdiri di hadapannya...