Hari ini Caramel ada kelas siang. Dia udah ada di kampus bareng Giselle. Tadi mereka berangkat bareng, Giselle yang ngajak. Katanya biar barengan. Caramel sih iya aja. Dan sekarang mereka lagi di taman. Kelas mulai setengah jam lagi. Mereka ngobrolin baju-baju, quiz, dan banyak lagi. Lebih banyak sih ngegibah. Emang ya cewek-cewek suka ngegibah, suka nambah dosa. Hehehehe.
“Lagian tuh cewek gatel banget sama Shotaro. Udah tau Shotaro punya pacar, masih aja di deketin,” kata Giselle dengan kesal.
Caramel terkekeh, “terus mau lo labrak?” tanyanya.
Giselle menggeleng, “engga, nanti malah nambah masalah. Ogah banget.”
“Ya bagus deh kalau ngga lo labrak, soalnya ga guna juga.” Caramel mengangkat kedua bahunya acuh.
“Ngomong-ngomong, tuh anak-anak pada kemana?” tanya Giselle. Tangannya bergerak untuk mengambil ponselnya yang ada di dalam tas.
Caramel mengernyitkan keningnya, “siapa?”
Giselle berdecak, “Renjun dan kawan-kawan, lah!”
Caramel membulatkan bibirnya. Ya dia mana tau kemana mereka pergi. Biasanya sih mereka bakal datang secara tiba-tiba, tapi kali ini engga. Tumben. Atau mungkin mereka udah ada kelas tadi pagi? Atau kelasnya baru di mulai nanti sore?
Caramel juga khawatir sama Haidar. Kan dia sahabatnya, jadi wajar lah kalau khawatir. Soalnya biasanya Haidar kasih kabar ke Caramel kalau dia lagi di kampus. Tapi kok ini engga, ya? Gimana Caramel ga khawatir coba? Biasanya juga Haidar ngerecokin Caramel.
“Tumben banget Haidar ngga kasih kabar ke gue,” kata Caramel lalu mengecek ponselnya. Tidak ada satupun notifikasi dari Haidar.
“Lagi main game kali,” ucap Giselle.
“Biasanya dia juga kasih tau kok kalau lagi main game,” sahut Caramel. “Kok gue jadi takut dia kenapa-napa, ya?”
“Ah, elo kaya pacarnya si Haidar aja,” kata Giselle lalu tertawa pelan.
Caramel mendengus, “kan gue sahabatnya, ya wajar lah kalau gue khawatir.”
Tiba-tiba ada telpon masuk dari ponsel Caramel. Itu telpon dari Renjun. Duh, liat nama kontak Renjun yang terpampang di layar ponselnya aja udah bikin Caramel deg-degan ga karuan. Dia bimbang mau angkat telponnya apa engga. Giselle yang kesal pun langsung menggeser tombol hijau. Caramel yang melihatnya pun mendelik ke Giselle, sedangkan Giselle cuma nyengir aja.
“Halo?”
“Lama banget jawabnya?”
“Anu, tadi gue dari toilet. Kenapa?”
“Haidar kecelakaan, sekarang dia ada di rumah sakit. Gue ga tau mau hubungin siapa, kan lo sahabatnya dia. Ya udah, gue hubungin lo aja.”
“Hah?! Kok bisa?! Rumah sakit mana? Gue otw ke sana.”
“Gue share loc, sorry ngerepotin.”
“Engga kok, langsung kirim aja ya lokasinya.”
“Iya, udah ya. Lo hati-hati di jalan.”
“Iya.”
“Kenapa?” tanya Giselle. Soalnya Caramel keliatan panik, dia jadi ikutan panik.
“Haidar kecelakaan,” jawab Caramel. Sukses bikin Giselle terkejut.
“Hah?! Terus sekarang dia gimana? Kita ke rumah sakit aja, yuk.” Giselle narik tangan Caramel, tapi di tahan sama Caramel.
“Kita ada kelas, bego! Masa mau bolos?” kata Caramel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] The End of Us (END)
Teen Fiction[End] [Follow sebelum baca] [Vote dan komen] [OC] "Gak bisa, ya?" tanya gadis itu dengan air mata yang menumpuk di sudut matanya yang siap tumpah kapan saja. "Enggak. I love you, but we can't be together," jawab laki-laki yang berdiri di hadapannya...