"Caramel!"
Caramel berhenti berjalan saat ada yang memanggil namanya. Dia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil namanya. Oh, itu Giselle. Giselle sedikit berlari, menghampiri Caramel yang masih berdiam di tempat.
"Lo mau pulang? Ke mall, yuk? Katanya mau beli baju," ucap Giselle lalu mengaitkan lengannya ke lengan kanan Caramel.
Caramel memang baru saja selesai kelas sore. Dia ga keluar bareng Giselle, soalnya tadi Giselle di panggil dosen. Ya udah, Caramel tinggal aja. Ga taunya, urusan Giselle cuma sebentar aja.
Caramel menimang-nimang ajak Giselle, "boleh deh, sekalian cari makan. Naik taxi aja, ya?" katanya.
Giselle ngangguk, "ayo!"
Mereka berdua berjalan beriringan menuju gerbang kampus. Banyak mahasiswa yang masih berkeliaran di kampus. Sejak tadi, Caramel belum melihat Renjun. Ah, buat apa melihat Renjun. Nanti yang ada, dia teringat kejadian kemarin. Caramel mendengarkan ocehan Giselle yang menceritakan saat dia berada di rumah neneknya dan tidak bisa bertemu Shotaro.
"Sumpah, gue kangen banget ga ketemu sama dia. Padahal cuma satu malam aja," kata Giselle.
"Najis, bucin," cibir Caramel. Kayanya Caramel butuh kaca. Dia harus ngaca, soalnya dia juga bucin.
"Iri bilang, bos." Giselle menjulurkan lidahnya, mengejek Caramel.
Tiba-tiba ada tiga laki-laki yang menghampiri mereka. Sebenernya ga nyamperin sih, cuma tiba-tiba pas-pasan aja. Dan mereka kompak berhenti buat saling nyapa. Tapi Caramel, kalau dia liat dari kejauhan. Pasti dia bakal ngajak Giselle buat puter balik. Kadang Caramel heran, kenapa sih jam kelasnya itu kebanyakan sama kaya fakultas kedokteran. Dia kan jadi sering pas-pasan sama tiga laki-laki itu.
"Mau kemana lo?" tanya Haidar, tangannya memegang susu kotak rasa cokelat lalu meminumnya.
"Ke mall dong," jawab Giselle.
"Berdua aja?" kini giliran Shotaro yang bertanya.
Giselle mengangguk, "iya, udah janjian."
"Mau di anter aja? Kebetulan gue hari ini bawa mobil," tawar Renjun.
Giselle menyikut Caramel, menunggu persetujuan dari gadis itu.
"Ga usah, kita naik taxi aja. Lagian lo pada pasti mau nongkrong, kan?" tolak Caramel
"Tau aja lo, Mel," sahut Haidar.
"Lo kalau ngga nongkrong, pasti balapan. Dasar bocah ga bener," cibir Caramel.
"Aw, hafal banget," goda Haidar sambil mencolek dagu Caramel. Langsung aja di tepis oleh sang empu.
"Duluan, ya. Bye." Caramel narik lengan Giselle, meninggalkan tiga laki-laki itu. Padahal Giselle lagi asik ngobrol sama pacarnya, Shotaro.
Mereka nunggu taxi di depan supermarket yang ada di seberang kampus. Soalnya kalau di depan kampus pas, bakalan ribet. Ga lama, taxi yang mereka tunggu pun akhirnya dateng. Daritadi mereka cari taxi tapi ga lewat mulu. Terpaksa deh harus cari lagi.
Di mall, mereka langsung aja ke lantai bagian yang jual baju-baju. Rencananya mereka mau samaan baju. Biar friend goals gitu loh. Itu sih idenya Giselle. Caramel cuma ngikut aja. Pas Caramel liat bajunya, bagus sih. Cocok buat pergi ke acara ulang tahun temen. Soalnya bajunya itu kaya dress. Warnanya juga bagus-bagus. Caramel milih warna krem, Giselle pilih warna cokelat muda. Setelah beli baju, mereka cari makan. Udah beberapa tempat makan yang mereka cap cip cup, tapi akhirnya makan di restoran Jepang juga. Kali ini Giselle yang bayarin makanannya, katanya sekali-kali. Caramel sih seneng dong di traktir. Kapan lagi kan di traktir sama Giselle yang pelit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] The End of Us (END)
Novela Juvenil[End] [Follow sebelum baca] [Vote dan komen] [OC] "Gak bisa, ya?" tanya gadis itu dengan air mata yang menumpuk di sudut matanya yang siap tumpah kapan saja. "Enggak. I love you, but we can't be together," jawab laki-laki yang berdiri di hadapannya...