Bab 10. Hasil USG

3.6K 445 13
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Arabella langsung dibawa ke UGD lantaran Awan yang tidak sabaran harus mengantre dokter spesialis. Wanita itu diperlukan seperti sakit parah, dibawa dengan kursi roda segala.

"Keluhannya apa, Bu?" tanya seorang dokter jaga.

Arabella melirik Awan dan dokter itu bergantian. Dia bingung harus mengatakan apa, takut bila salah bicara.

"Udah beberapa hari ini dia sering muntah, dok." Awan yang lebih dulu menjelaskan.

"Bapak, suaminya atau ..." tunjuk dokter itu.

"Saya ... Calon suaminya, dok." Awan melirik Arabella, begitu pun sebaliknya.

"Kalau begitu silakan menunggu di luar saja," usir dokter itu dengan sopan.

Arabella merasa tertolong dengan ini. "Kamu tunggu aja di luar, biar aku diperiksa sama dokternya," bujuknya.

Awan sebenarnya ingin tetap di sini, tapi karena status mereka memang belum menikah makanya dia tidak bisa melihat dokter memeriksa keadaan Arabella. Dia pun mengangguk dan pergi.

Barulah setelah itu dokter kembali menjalankan tugasnya. "Selain yang disebutkan oleh calon suami Ibu tadi, apakah ada keluhan lainnya?" tanyanya sembari memeriksa denyut nadi Arabella.

"Sebenarnya saya sedang hamil, dok." Arabella harus memberitahu ini kepada dokter, karena dia tidak ingin ada kesalahan dalam pemberian obat dan lain sebagainya.

"Oh, begitu ya?" Dokter itu tampak terkejut, tapi kemudian tersenyum. "Kalau begitu saya akan rujuk ke dokter kandungan, Ibu bisa menunggu sebentar?"

Arabella mengangguk.

Tidak lama kemudian, dokter jaga kebidanan datang memeriksa keadaan Arabella. "Apa yang Ibu rasakan?" tanyanya.

"Akhir-akhir ini saya sering sekali sakit kepala, mual dan muntah, dok." Tiga hal itu cukup mengganggu Arabella ketika sedang bekerja.

"Apa pernah terjadi pendarahan ringan?"

Arabella menggeleng.

Dokter melakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi kehamilan Arabella. "Dilihat dari sini, kondisi kandungan Ibu sangat baik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Penyebab pusing, mual dan muntah biasanya karena hormon Ibu hamil." Dokter itu tersenyum.

Arabella menatap layar. Hatinya terasa bahagia melihat titik kecil yang menurut dokter adalah janinnya. Masih sebesar itu, tapi memiliki kehidupan.

"Saya akan meresepkan vitamin untuk mengurangi frekuensi mual dan muntah. Jangan lupa jaga pola makan yang teratur ya, Bu. Jangan terlalu banyak beraktivitas berat, karena kandungan Ibu masih rawan keguguran."

"Baik, dok. Terima kasih."

Perut Arabella sudah dibersihkan oleh perawat yang membantu sang dokter. Dia pun turun dari ranjang itu dan memakai gaunnya kembali.

Dokter menuliskan resep, Arabella menunggu. "Ini Bu, boleh ditebus di apotek." Resep itu diberikan padanya.

"Sekali lagi, terima kasih dok."

Saat Arabella keluar dari ruang pemeriksaan, Awan langsung menghampirinya dengan wajah tegang. "Apa kata dokter? Kamu nggak apa-apa, kan?"

Arabella merengut. "Kamu bikin aku dimarahi sama dokter," bohongnya.

"Kenapa?"

"Udah dibilang aku nggak sakit, malah dibawa ke UGD. Ya, dokternya marahlah, bikin repot aja."

"Mana dokternya, biar aku marahi balik." Awan hendak menghampiri dokter yang duduk di kursi jaganya.

"Ehhh, mau jadi preman kamu?"

Secret and the Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang