Bab 28. Satu Bulan

2.2K 302 4
                                    

"Ra, maafin Tante Mayang sama Fanya, ya? Aku bener-bener nggak ngerti kenapa mereka kayak gitu sama kamu." Di mobil, Awan tidak bisa menahan diri untuk meminta maaf. Perlakuan Tantenya tadi sangatlah keterlaluan.

"Nggak apa-apa, kok. Aku biasa aja digituin. Lebih tepatnya sering digituin sama orang, jadi udah kebal." Arabella terkekeh.

Awan tersenyum dan menatap Arabella lebih dalam. "Makasih ya, kamu udah bikin Ayah dan Mas Agam suka sama kamu," ucapnya sambil mengusap pipi Arabella.

"Ayah kamu baik banget orangnya, makanya aku ngerasa kayak sama orang tua sendiri. Sementara Mas Agam, meski pendiam tapi juga baik. Aku suka keduanya," jujur Arabella.

"Kamu lihat, kan, mereka pengen kita nikah cepet-cepet."

"Tapi nggak sebulan juga kali, Wan. Persiapannya gimana? Mana kamu maunya dirayain," keluh Arabella.

"Sekarang ini zamannya udah serba praktis, Ra. Kita tinggal sewa wedding planner, segala urusan beres."

"Tetep aja kita harus meeting sana sini buat konfirmasi, Wan."

"Selama persiapan pernikahan kita, kamu nggak perlu masuk kerja. Gimana?"

"Kamu mau berduaan sama Laras?" sindir Arabella.

Awan tergelak. "Ya nggak gitu juga, Ra. Aku cuma pengen kamu fokus ke persiapan pernikahan kita agar nggak ada masalah sampai hari H." Dicubitnya hidung Arabella.

"Tapi, kan, aku butuh kamu juga. Masa aku ngurus sendirian, sih?"

"Tenang aja, kapanpun kamu butuh aku, aku akan selalu ready buat kamu. Oke?"

Arabella pun tersenyum dan mengangguk.

"Mau pulang atau ke Hotel?" tanya Awan dengan kerlingan nakal.

"Pulang." Arabella meraup wajah Awan.

"Yahh, Hotel aja ya?" bujuk Awan. Dia rasanya gelap mata kalau di dekat Arabella.

"Kamu nggak bisa nunggu sampai satu bulan, ya?" Arabella mendelik.

"Oke ... Oke ..." Awan tertawa. "Aku harap waktu cepat berlalu, kalau bisa besok udah nikah kita."

"Ihhh, kenapa sih nggak sabaran banget?"

"Habisnya kamu jual mahal sih." Awan mencebik.

Arabella tersenyum dan mengusap pipi Awan. "Kalau kita lakuin sekarang, nanti malam pertamanya nggak surprise lagi," bisiknya setengah merayu.

Awan terpancing. "Oke, aku turuti kemauan kamu. Tapi ingat ya, nanti pas malam pertama kamu nggak boleh banyak alasan lagi."

Arabella tersipu dan mengangguk.

"Ya udah pulang. Lama-lama deket kamu bisa bikin sakit kepala." Dinyalakannya mesin mobil dan melajukannya pelan

Sepanjang jalan, keduanya berpegangan tangan. Membahas rencana pernikahan, mulai dari konsep hingga di mana mereka ingin mengadakan resepsi nantinya.

Satu bulan, keduanya berharap tidak ada hambatan dalam waktu sesingkat itu.

***

Besoknya, Arabella dan Awan akan bertemu dengan pemilik weeding planner yang akan mengurus pernikahan mereka. Sebenarnya Arabella lebih suka mengurus segalanya sendiri, tapi waktunya sudah sangat mepet. Hanya satu bulan, mana sanggup dia mengerjakannya tanpa bantuan yang lebih ahli.

"Selamat siang Pak Awan dan Ibu Arabella. Perkenalkan saya Shila, pemilik Shawty Wedding Planner. Maaf ya, sedikit terlambat." Shila mengulurkan tangan.

Secret and the Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang