Bab 24. Say Yes, Please.

3.1K 393 8
                                    

Fokus Arabella kini berada pada sosok Awan yang sedang menggenggam tangannya. Sejenak dunia seakan hanya berpusat pada mereka berdua saja, hingga lupa pada hal lainnya. Tatapan beradu bagai dua sisi magnet yang saling merekat.

"Maafin aku yang sempat keliru, karena membandingkan kamu dengan masa lalu aku. Aku salah, kalian nggak sama. Kamu adalah Arabella, wanita yang aku cintai saat ini. Aku janji mulai sekarang dan seterusnya hanya akan ada kita berdua."

Mata Arabella mulai berkaca-kaca. Ucapan Awan sungguh membuat hatinya bergetar.

Awan mengeluarkan sesuatu dari saku jas hitamnya. Sebuah kotak persegi panjang, berwarna biru tua. "Ini untuk permintaan maaf aku karena udah nyakitin kamu kemarin," ucapnya sembari membuka kotak itu.

Mulut Arabella menganga melihat kalung dengan liontin kupu-kupu yang sangat mirip dengan kalung imitasi kemarin. Bedanya, ini asli. Bagaimana Awan bisa tahu dia menyukai kalung seperti ini, padahal dia tidak pernah bilang.

Awan berdiri, memasangkan kalung itu ke leher Arabella. Lalu duduk kembali, "cantik," pujinya.

Arabella meraba kalung itu dan tersenyum.

"Bukan itu, tapi kamu," ralat Awan.

Andai tubuh Arabella terbuat dari lilin, dia pasti sudah meleleh saat ini. Meski dia tidak bisa melihat kalung itu di lehernya, tapi percaya pasti sangat indah.

Awan kembali mengeluarkan sesuatu dari saku jas. Sebuah kotak berbentuk bundar. "Kalau ini sebagai permintaan maaf aku karena tadi malam udah dengan sengaja cuekin kamu."

"Sengaja?"

"Aku tau kamu berusaha chat aku, tapi aku sengaja cuma lihatin aja dan nggak nelepon kamu."

Bibir Arabella mengerucut.

Awan membuka kotak itu dan terlihatlah sebuah gelang dengan banyak bandulan kupu-kupu.

Bibir Arabella terbuka, sungguh tidak menduga Awan memberinya sebanyak ini. Saat tangannya dipegang, lalu dipasangkan gelang itu, linangan air matanya semakin banyak. Pandangannya mulai berkabut.

Awan kemudian berdiri, mengeluarkan satu kotak lagi, kali ini berbentuk hati. Dia menekuk satu kakinya bertumpu pada lantai. Membuka kotak itu dan berkata, "marry me, Arabella. Be mine forever." Bertepatan dengan itu, sebuah lampu dengan tulisan marry me menyala di atas panggung.

Meneteslah air mata Arabella. Cincin berlian itu tampak berkilau di bawah cahaya lampu. Tapi bukan itu yang membuatnya sangat terharu, melainkan kalimat Awan tadi.

"Aku nggak mau menyia-nyiakan waktu untuk menunda ini, karena aku nggak mau kehilangan kamu. So ... Marry me." Lalu lampu tadi berganti menjadi say yes, please.

Arabella menggigit bibirnya agar tidak terisak. Cukup lama dia menggantung jawaban, hingga akhirnya mengangguk dan berkata, "yes."

Ekspresi Awan yang tadinya sangat tegang karena takut ditolak, menjadi begitu cerah. Dia dengan cepat memasangkan cincin itu ke jari manis Arabella.

Awan berdiri, kemudian memeluk Arabella. "I love you," ucapnya terharu.

"I love you too," balas Arabella.

Arabella memejamkan mata saat Awan mencium keningnya. Bibirnya tersenyum. Pipinya masih basah oleh air mata. Tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding ini.

***

"Ini kebetulan atau kamu emang tau aku suka kupu-kupu?" tanya Arabella. Kalung dan gelang yang Awan berikan sangat pas dengan tipe kesukaannya.

Secret and the Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang