Bab 29. Headline

1.9K 300 3
                                    

Tiga pekan menjelang pernikahan, masalah baru datang menerpa. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba berita tentang masa lalu Arabella tersebar luas. Hal ini langsung saja dikaitkan dengan rencana pernikahan Awan dan Arabella yang terkesan terburu-buru. Banyak yang mempertanyakan apakah memang pria itu yang menghamili Arabella selagi masih menjadi model, sementara ada saksi lain yang mengatakan kalau Arabella dihamili oleh mantan kekasihnya. Di depan perusahaan, para wartawan berkumpul menunggu Awan atau Arabella memberikan konfirmasi.

"Awan, apa berita itu benar? Kamu yang menghamili Arabella?" tanya Ayah ketika ikut menonton berita yang tayang di televisi lokal.

Awan menatap headline di berita itu, mengangkat tema siapa ayah dari bayi yang dikandung mantan model terkenal, Arabella.

"Awan, Ayah bertanya sama kamu. Kenapa kamu diam saja?" sergah Ayah begitu marah.

"Dugaanku benar, kan, Mas. Aku udah bilang, wanita itu hamil dan dia bermaksud menjebak Awan." Mayang langsung memanasi.

"Diam kamu, Mayang." Ayah tidak menggubris ucapan adiknya itu.

"Mau sampai kapan Mas nyuruh aku diam? Lihat aja, wanita itu akan membuat banyak masalah di keluarga kita." Mayang tidak mau berhenti. Terlihat jelas kalau dia sangat senang dengan masalah ini. "Aku udah sering bilang, nikahkan aja Awan dengan Fanya, kalian nggak ada yang mau denger."

Ayah mendengkus keras dan pergi ke kamarnya. Awan mengikuti, tidak ingin sampai sang Ayah jadi meragukan hubungannya dengan Arabella.

Diam-diam, Mayang menguping di luar pintu kamar. Bersama Fanya, putrinya yang juga sangat kepo.

"Jelaskan pada Ayah apa yang sebenarnya terjadi, Wan? Kenapa bisa ada berita seperti itu?" Ayah duduk dengan wajah gusar. Wajah keriputnya semakin terlihat tua di saat sedang marah seperti ini.

Awan kemudian berlutut di kaki sang Ayah. Memegang tangannya dengan penuh kasih sayang. "Maaf Ayah, harusnya sejak awal Awan kasih tau masalah ini," sesalnya.

Ayah masih terlihat bingung dan menunggu penjelasan yang lebih banyak.

"Arabella memang sedang hamil, dan bukan Awan Ayah dari bayi itu."

Mata Ayah sontak membeliak. "Apa maksud kamu? Lalu siapa Ayahnya? Kenapa kamu yang menikahinya?" tanyanya bertubi.

"Laki-laki yang sudah menghamili Arabella melepas tanggung jawab dan pergi begitu saja."

"Lalu kenapa kamu barus mengambil tanggung jawab itu, Wan? Apa nggak ada wanita lain yang bisa kamu nikahi?" Ayah mulai berpikir Arabella bukan wanita yang baik, karena hamil di luar nikah.

"Awan mencintai Arabella, Ayah." Awan menguatkan genggaman tangannya pada sang Ayah. "Awan siap menjadi Ayah dari anak yang dia kandung. Menjaga mereka berdua selayaknya istri dan anak. Tolong tetap restui kami, Yah. Awan nggak mau Arabella sedih, karena pernikahan kami sudah dekat." Air mata Awan menetes, benar-benar memohon.

Mendengar itu hati Ayah terenyuh. Matanya berkaca-kaca. "Sekarang Ayah tanya sama kamu, apa kamu siap dengan segala risiko yang ada seandainya kamu tetap menikahi dia?" tanyanya.

"Awan siap, Yah. Awan sangat siap. Apapun risikonya, selama itu bisa membuat kami tetap bersama akan Awan tempuh."

"Kamu janji akan melindungi istri dan anak kamu dari kemungkinan buruk yang akan menghadang mereka di luar sana?"

"Awan janji. Awan akan menjaga mereka, membahagiakan mereka apapun caranya."

Ayah mengangguk. Ditepuknya pundak Awan berkali-kali, tegas dan bangga. "Lanjutkan pernikahan kalian. Ayah percaya Arabella wanita yang baik, itu sebabnya kamu memperjuangkan dia sampai seperti ini."

Secret and the Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang