Di sebuah function room di salah satu Hotel berbintang lima, Awan mengundang para awak media untuk mengklarifikasi berita yang sedang simpang siur. Dia tidak sendirian, tapi bersama Arabella seperti keinginan semua orang.
"Sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada semua yang sudah hadir memenuhi undangan kami. Terima kasih atas waktunya."
Blitz kamera tanpa henti menerpa wajah Awan dan Arabella, semua orang terlihat antusias mengabadikan momen ini dalam bentuk foto maupun video.
"Sebenarnya saya tidak harus meluruskan apapun, karena ini masalah pribadi kami. Tapi melihat berita yang berkembang sudah sangat menyudutkan Arabella, saya harus bicara.
Mengenai berita yang sudah dan terlanjur beredar luas, saya hanya ingin menegaskan bahwa benar kami akan menikah dalam waktu dekat." Awan melanjutkan kembali.
"Apakah sebelumnya Pak Awan sudah tahu kalau Arabella sedang hamil?" tanya seorang wartawan langsung to the point.
"Sebenarnya siapa Ayah dari bayi yang dikandung Arabella?" tanya seorang Wartawan lagi.
"Arabella, benarkah anda berhenti dari dunia model karena masalah ini?"
"Atau sebenarnya pernikahan ini hanyalah gimmick, karena Arabella ingin kembali ke dunia model?"
Arabella menatap wajah-wajah kelaparan dari pada wartawan itu yang sudah pasti ingin mengorek lebih dalam.
Awan terlihat santai dan malah tersenyum. "Mengenai hal lainnya, saya rasa itu tidak perlu dijawab, karena biarkan menjadi urusan pribadi kami. Saya harap tidak ada lagi yang berbicara buruk tentang calon istri saya, karena saya pribadi tetap akan menikahinya. Jadi, tolong berhenti menebar isu yang menyudutkan Arabella, karena bagaimanapun masa lalunya, biarkan saja berlalu. Kami hanya akan memikirkan masa depan."
Awan menggenggam tangan Arabella, menatap wanita itu dan tersenyum. "Kalian berhak menilai dia seperti apa, tapi saya juga punya penilaian sendiri. Apapun yang kalian katakan, itu tidak akan merubah keputusan saya untuk menikahinya." Lalu di depan sorot kamera dan orang-orang yang menonton, Awan mencium kening Arabella.
Air mata Arabella menetes saat dia memejamkan mata. Sejak tadi dia cukup gugup menghadapi situasi ini, seperti mengorek kembali luka lama yang sungguh memalukan. Tapi Awan telah menumbuhkan rasa percaya dirinya dalam sekejap.
Saat Awan dan Arabella berniat pergi, para wartawan menghadang. Mereka belum puas sebelum semua aib Arabella terungkap.
"Pak Awan, bagaimana dengan reputasi Anda sebagai Pengusaha sukses bila menikahi wanita yang sedang hamil?"
"Arabella, siapa pria di masa lalu itu? Benarkah dia Digo, mantan kekasihmu?"
"Apakah tidak masalah menikah dengan situasi seperti ini?"
"Arabella, tolong katakan sesuatu."
"Pak Awan, bagaimana dengan nilai saham yang tiba-tiba turun setelah berita ini beredar? Tidakkah anda ingin menunda pernikahan?"
Awan dan Arabella tetap bungkam dan memilih masuk ke dalam lift. Kebetulan mereka telah menyewa kamar hotel, sehingga para wartawan itu tidak akan menyusul hingga ke sana.
Di dalam lift, Awan langsung mengendurkan dasinya. Wajahnya berkeringat, bagai diserbu oleh penjahat. "Gila, berasa selebritis banget nggak sih kita? Baru kali ini aku hadepin wartawan yang agresif gitu." tanyanya dengan nafas terengah.
Arabella tertawa.
Keduanya masuk ke kamar hotel, dan akhirnya bisa beristirahat. Meski pertemuan tadi singkat, tapi rasanya seperti menghabiskan waktu berjam-jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret and the Boss (TAMAT)
RomanceArabella, seorang model cantik yang harus merelakan karirnya jatuh setelah dirinya hamil. Sialnya lagi, pria yang menghamilinya malah menguras habis uangnya dan kabur. Arabella benar-benar jatuh miskin setelah membayar semua ganti rugi atas pembatal...