Dara keluar dari dalam toilet. Namun, gadis itu langsung ditarik ke arah gudang oleh tiga orang gadis.
Dara berdecak kesal. Ia menatap ke arah mereka secara bergantian, bibirnya berdecih pelan kala melihat Sonya yang ada di antaranya.
"Jauhin Langit."
"Jauhin Cakra, bisa?" balas Dara.
Sonya diam. Cewek itu memicing menatap Dara. "Lo gak ada hak ngatur gue!" balas Sonya.
"Kalau gitu, lo harusnya pinter. Lo juga gak ada hak buat ngatur gue." Dara melipat kedua tangannya di depan dada menatap Sonya menantang.
Sonya mencengkeram rahang Dara dengan kencang. Bahkan, pipi Dara sampai mengeluarkan sedikit darah karena tertusuk kuku panjang gadis itu.
"Gak tahu diri."
"Lo harus pinter ngaca." Dara masih terlihat tenang, gadis itu tidak mengeluarkan ringisan sama sekali.
"Setelah rebut Cakra, sekarang lo rebut Langit dari gue. Dasar sampah!"
"Wow." Dara tertawa pelan. Gadis itu menepis tangan Sonya dengan mudahnya.
Ia menepuk bahu Sonya dengan pelan. "Langit siapa lo? Mantan, kan? Terus, Cakra siapa lo? Tunangan? Oh, iya, gue hampir lupa lo tunangannya Cakra. Tapi, gue kan gak tahu, kalau mau salahin, salahin cowoknya, gih."
"Lo labrak gue kayak gini, apa lo gak malu? Oh iya, gak malu lah. Lo kan haus perhatian." Dara hendak pergi. Namun, Sonya menjambak rambut Dara hingga gadis itu kembali ke belakang.
Dara yang sejak tadi berusaha tenang, mulai terpancing emosi. Gadis itu meraih pergelangan tangan Sonya kemudian memelintirnya ke belakang.
Sonya meringis, kedua temannya memekik dan berusaha memisahkan mereka.
"Gila! Barbar banget, lo! Lepasin!" pekik temannya Sonya.
Dara mendorong Sonya hingga gadis itu tersungkur ke lantai. Saat itu juga, Langit datang, cowok itu langsung membantu Sonya dan menatap Dara tajam. "Maksud lo apa, Dar?"
"Tanya aja sama dia."
"Gak usah main fisik, bisa?"
"Dia yang main fisik duluan!" jawab Dara.
Langit melingkarkan lengannya di pinggang Sonya. Sonya terlihat sok tersakiti, gadis itu meringis dan mencengkeram kuat seragam Langit.
"Lang, sakit," lirih Sonya.
Langit berjongkok di depan Sonya. Dara yang melihat itu, kembali merasakan sakit yang pernah ia rasa ketika bersama Cakra dulu.
"Naik, Nya. Kita ke UKS."
Sonya memilih menurut. Akhirnya, gadis itu berada di gendongan Langit, ia tersenyum mengejek ke arah Dara.
"Lo lebih percaya sama dia dibanding sama gue, Lang?"
"Gimana bisa gue percaya sama lo? Kita aja baru kenal!" jawab Langit.
Dara terkekeh miris. Jika mereka baru saja mengenal, lantas, untuk apa Langit mengajak Dara berpacaran?
Sekedar pelampiasan, atau bagaimana?
Mengapa Langit dan Cakra sama saja?
"Oh iya lupa. Silahkan lewat jalan ke UKS sebelah sini."Langit menatap Dara. Ia sadar, dirinya sudah menyakiti Dara. Padahal, belum satu hari mereka jadian, tapi Langit sudah bersikap sama seperti Cakra dulu.
Langit menurunkan Sonya.
Sonya memekik. Gadis itu melotot melihat tingkah Langit yang tiba-tiba. "Kalian temen Sonya?" tanya Langit pada dua orang di belakang gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dara [End]
Teen FictionBahkan, hubungan yang awalnya baik-baik saja pun akan berubah tanpa pernah diminta, disadari, dan diharapkan. Kehadiran orang-orang baru di lingkungannya, akan membuat mereka lupa pada lingkungan lama yang pernah ia tempati juga. Setelah orang itu h...