Langit berjalan menyusuri koridor sekolah. Wajahnya masih terlihat pucat, karna biasanya ia akan merasakan sakit selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu lamanya.
Seperti apa kata Dokter Fakhri, maagnya sudah kronis. Yang Langit rasakan, tidak seperti penderita maag akut pada umumnya yang bisa sembuh satu sampai dua hari.
"Langit, pagi banget. Di kelas kayaknya belum ada siapa-siapa, lho, ke kantin, yuk?"
Langit menoleh, di sampingnya saat ini, ada Jessica yang tersenyum ke arahnya. Soal makanan yang gadis itu berikan kemarin pada Langit, Langit tidak memakannya.
Teman sebangkunya yang memakan.
"Gue udah makan," jawab Langit. Memang benar, Langit kan tidak bisa makan banyak. Bisa-bisa ia muntah.
"Yah, temenin kalau gitu, ayo!" ajak Jessica tak menyerah.
Langit menghela napasnya pelan. "Yaudah."
Jessica memekik senang. Gadis itu langsung menarik Langit ke arah kantin dengan semangat.
Saat sampai di sana, keduanya memilih duduk di meja kosong.
"Bu, bubur, ya! Satu!" pesan Jessica pada Ibu kantin.
"Oh iya, Lang, lo kenapa bisa pindah ke sini?" tanya Jessica basa-basi.
Langit memilih mengambil ponsel di sakunya, kemudian memainkannya tanpa menjawab pertanyaan Jessica.
"Lo sama Kak Cakra adik Kakak ya? Muka kalian kayak anak kembar soalnya." Jessica tak menyerah bertanya pada Langit.
Langit masih nampak cuek. Cowok itu bahkan terlihat menatap datar ke arah ponselnya sendiri.
"Lo suka sama Dara?"
Akhirnya, Langit menatap ke arah Jessica. Cowok itu menggeleng, "Dia temen gue."
"Gak ada perasaan sedikit aja, gitu?" tanya Jessica.
"Enggak." Langit kembali menatap ke arah ponselnya.
Jessica diam-diam tersenyum. Ternyata dugaannya salah. Ia kira, Langit menyukai Dara, ternyata tidak.
Langit sengaja mengatakan hal yang bertolak belakang dengan apa yang ia rasakan.
Langit tipe cowok peka, dia tahu Jessica menyukainya. Jessica itu sahabat Dara, ia tak mau terjadi konflik persahabatan antara mereka hanya gara-gara Langit.
Kursi di sebelah Langit tertarik dan di duduki seseorang. Jessica sontak menatap ke arahnya.
"Temennya Langit?" tanyanya pada Jessica.
Langit berdecak malas mendengar itu.
"I-iya, Kak," jawab Jessica.
"Kamu tau gak, Langit udah punya pacar?"
Jessica menggeleng tanda tak tahu. Gadis di sebelah Langit mengulurkan tangannya ke arah Jessica. Jessica yang tak mengerti, memilih membalas uluran tangan gadis itu.
"Sonya, pacarnya Langit."
Bersamaan dengan itu, suara tepuk tangan di belakang Langit, sontak membuat ketiganya menoleh.
Di sana, Dara berjalan santai dan langsung bergabung duduk di sebelah Jessica. "Lang, lo punya pacar? Kok gak pernah cerita sih?" tanya Dara tenang. Namun, Langit tahu dari nada bicara Dara, gadis itu kecewa.
"Dar, gue bisa jelasin kalau Sonya sama gue—"
"Apa?"
"Sekarang gue paham, Lang. Lo deketin gue karena Sonya, pacar lo itu, deket sama Cakra. Lo gak terima, dan akhirnya lo deketin gue sebagai bahan buat balas dendam?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dara [End]
Teen FictionBahkan, hubungan yang awalnya baik-baik saja pun akan berubah tanpa pernah diminta, disadari, dan diharapkan. Kehadiran orang-orang baru di lingkungannya, akan membuat mereka lupa pada lingkungan lama yang pernah ia tempati juga. Setelah orang itu h...