Dara mendapat kabar dari Neneknya bahwa Mamanya pulang bersama suaminya ke Cimahi.
Tentu saja Dara langsung izin ke sekolah dan memilih untuk berangkat ke Cimahi sendirian menggunakan kendaraan umum.
Saat kakinya menapak halaman rumah, mata Dara berkaca-kaca melihat kehadiran Ibundanya yang saat ini berdiri di ambang pintu menyambut kehadirannya.
Dara tanpa aba-aba langsung berlari dan masuk ke dalam pelukan Rebecca.
Ia menangis di sana. Ia rindu Mamanya, ia sudah menantikan momen di mana dirinya memeluk Rebecca seperti ini
"Apa kabar, Sayang?" tanya Rebecca seraya mengelus lembut kepala Dara.
Dara tidak yakin dirinya baik-baik saja. Di satu sisi, ia senang Mamanya kembali, walau mungkin hanya sementara.
Di sisi lainnya, ia sedih karena hubungannya dengan Langit kandas begitu saja.
Namun, karena tidak ingin membuat Mamanya bersedih, Dara tersenyum. "Baik, Ma. Dara baik setelah ketemu Mama," jawabnya.
"Mama di sini tiga hari. Selama tiga hari itu, Mama mau habisin waktu Mama sama kamu." Rebecca tersenyum seraya merapikan rambut Dara yang menghalangi wajah puteri cantiknya.
Rebecca menyesal kerana tidak menyaksikan pertumbuhan gadis ini hingga sampai sebesar sekarang.
Andai saja waktu bisa ia ulang. Rebecca ingin membawa Dara dan membesarkan gadis itu bersamanya.
Namun sayang, dulu, dirinya masih labil. Masih ingin bebas, dan tidak suka dengan segala sesuatu yang ia anggap penghalang.
Tanpa ia sadar, apa yang ia lakukan malah membuahkan penyesalan sekarang.
"Iya, Dara di sini sampai Mama pulang." Dara tersenyum.
Mungkin ini cara Tuhan agar Dara bisa terlepas dari rasa kehilangannya. Ia ingin menyembuhkan luka Dara sebentar dengan Cara menghadirkan sosok Rebecca yang sudah lama menghilang.
"Muka kamu pucet banget. Capek di perjalanan nih pasti. Ayo masuk." Rebecca mengajak Dara untuk masuk.
Kemudian, ia memperkenalkan suaminya dan juga anak tirinya pada Dara.
"Aland, ini puteri ku," ucap Rebecca menggunakan bahasa Inggris.
"Dara, ini suami Mama. Dan ini Alezio, anak suami Mama." Rebecca memperkenalkan Alezio dan juga Aland—suaminya pada Dara.
Dara tersenyum. Ia membalas uluran tangan mereka secara bergantian.
***
Tring!
Langit membulatkan matanya kala mendapatkan e-mail yang menyatakan dirinya lolos casting.
Wajah Langit yang awalnya terlihat antusias, berubah menjadi murung. Apa ia harus berangkat ke kantor mereka? Tapi, orang yang paling senang ketika Langit mengikuti casting adalah Dara.
Sekarang, Dara bahkan entah di mana.
Tadi, Langit sudah berkunjung ke rumahnya. Namun, tidak ada siapa-siapa.
Kata tegangganya, Ayu tengah berbelanja, Ragil jam segini masih di kantor, Reza tidak ada, dan Dara entah di mana tapi yang jelas dia tidak ada di rumah.
Segitu niat kah Dara menghindarinya?
Langit memilih untuk mengirim screenshoot e-mail yang baru saja masuk pada Dara.
Ia berharap, Dara melihatnya dan akan segera menemui Langit. Meyakinkan cowok itu untuk maju atau tidak.
Langit : (Mengirim foto)

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dara [End]
Novela JuvenilBahkan, hubungan yang awalnya baik-baik saja pun akan berubah tanpa pernah diminta, disadari, dan diharapkan. Kehadiran orang-orang baru di lingkungannya, akan membuat mereka lupa pada lingkungan lama yang pernah ia tempati juga. Setelah orang itu h...