Seperti hari-hari biasanya. Setiap pukul 7 pagi, Dara pasti sudah berada di dalam kelasnya.
Seharusnya pembelajaran hari ini sudah dimulai. Namun, katanya guru yang akan mengajar tidak bisa datang karena ada urusan mendadak. Sehingga, Dara dan teman-teman sekelasnya diberi tugas.
Namun, jangan percaya ketika diberi tugas semuanya akan mengerjakan. Karena, saat ini kelas Dara begitu ricuh.
Ada yang melanjutkan tidurnya. Ada yang menggosip, ada yang lari-larian mengitari kelas. Bahkan, ini malah jadi kesempatan bagus untuk bendahara menagih uang kas karena masih pagi.
Ada juga yang asik mabar di pojokan, sampai ada yang memilih berselfie ria.
Yang mengerjakan hanya mereka murid-murid rajin. Dan sisanya, akan menyontek. Sepertinya, itu sudah menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan oleh anak-anak sekolah.
"Dar, gimana? Keren gak?" Pandu memberikan ponselnya yang menampilkan design buatan cowok itu.
Dara diam beberapa saat. "Bagus. Coba lo kirim ke anak kelas sebelah. Kalau dia setuju, ya bagus. Kalau enggak, nanti kita bikin lagi design yang lain."
Pandu mengangguk. Cowok itu mengirimkan hasil designnya pada nomor Pelanggan pertama mereka.
Sedangkan Dara, gadis itu terlihat fokus membuat design juga di aplikasi yang berada pada ponselnya.
"Dar, ngerjain tugas dulu, kek," ucap Pandu.
"Iya, nanti. Tanggung, nih."
Pandu mengedikan bahunya tak acuh. Cowok itu memilih beranjak dan kembali ke tempat duduknya.
Sedangkan Melly, ia tengah duduk bersama Danu dan mengerjakan tugas bersama di bangku Danu.
Tring!
Dara berdecak kesal. Gadis itu terpaksa menunda pekerjaannya dan memilih membuka notifikasi itu.
Langit : (Mengirim foto)
Langit : Ganteng banget ya? Mirip masa depannya Dara Rizqika Rahayu gak, sih?
Langit : Tadi katanya dia titip salam, gak sabar mau ketemu. Masa dia sombong ke gue, katanya pacar dia cantik banget. Gue kan jadi iri
Dara tertawa pelan. Langit mengirimkan foto dirinya sendiri yang memasang wajah sok ganteng.
Jari jemari Dara akhirnya memilih mengetikkan balasan.
Dara : Yaudah, bilang ke dia, yang semangat shootingnya. Biar cepet beres, cepet ketemu
Langit : Loh? Kok ngebales, sih? Emang belum masuk? Tapi, kata Langit makasih ya udah kasih semangat, dia langsung salto tuh. Lebay banget, kan?
Dara : Udah masuk. Tapi gurunya gak bisa dateng. Tapi dikasih tugas.
Dara : Salto? Gak sekalian terjun dari atas gedung?
Langit : Oh, yaudah sana kerjain. Main hp mulu_-
Langit : Enggak, masih sayang nyawa. Lagian, katanya, dia juga masih pengen jadi calon suaminya si Dara. Gila sih, bucin banget
Dara menggelengkan kepalanya pelan. Ia memilih membalas emoticon tertawa. Setelahnya, ia mematikan ponsel dan memilih mulai mengerjakan tugasnya.
Di bangku Pandu, Danu sedaritadi mencolek lengan Pandu beberapa kali menggoda cowok itu. "Liat, deh. Dara ketawa-ketawa sendiri. Gimana rasanya, Du?"
"Rasa apaan, jingan?! Gue sama Dara itu temen tanpa melibatkan perasaan!"
"Yakin? Emak udah setuju loh. Gak mau dipepet?" Tora menaik turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dara [End]
Teen FictionBahkan, hubungan yang awalnya baik-baik saja pun akan berubah tanpa pernah diminta, disadari, dan diharapkan. Kehadiran orang-orang baru di lingkungannya, akan membuat mereka lupa pada lingkungan lama yang pernah ia tempati juga. Setelah orang itu h...