Siang hari, di taman belakang rumah Langit. Dara, tengah sibuk mengatur lensa kamera untuk memotret Langit yang katanya, ingin iseng ikutan casting online.
Di depan Dara, Langit sudah siap berpose sesuai persyaratan.
"Satu, dua, tiga!"
Cekrek!
Dara tersenyum melihat jepretan terakhirnya. Gadis itu langsung memberikan kameranya pada Langit. "Gimana?" tanya Dara.
"Wih, keren, ya? Gue-nya." Langit tertawa pelan melihat beberapa hasil jepretan Dara.
Dara mencibir pelan. Gadis itu memilih berjalan ke arah kursi di mana sebuah laptop masih menyala di sana. "Tinggal bikin vidio perkenalan, sama akting monolog lo, Lang," ucap Dara.
"Yaudah, yuk!" ajak Langit.
Dara kembali beranjak. Gadis itu mengambil alih kamera di tangan Langit, kemudian kembali mengatur posisi.
"Perkenalan dulu, ya!" kata Dara dengan mata yang terfokus pada kamera.
Langit mengangguk.
"Satu, dua, tiga!"
"Hai nama saya Langit Candra Alvarizki, umur 17 tahun, saya siap menjadi calon Bintang di masa lampau!"
Dara berdecak pelan mendengar kalimat terakhir. Gadis itu langsung menjeda vidio dan menatap Langit kesal. "Yang bener, dong!"
"Jangan serius-serius atuh Neng Dara." Langit mencolek dagu gadis itu dengan gemas.
Dara menepis tangan Langit. "Sekali lagi! Cepetan!"
Melihat wajah garang Dara, Langit akhirnya memilih bersiap kembali.
Kali ini, ia melakukannya dengan benar. Takut Dara marah, padahalkan ini cuman iseng, Langit melakukan ini hanya ingin berduaan bersama Dara saja.
Tapi entah kenapa, Dara malah terlihat bersemangat dan ingin sekali Langit lolos dalam casting itu.
Waktu tiga jam rupanya tidak cukup untuk Dara mengurus segala keperluan dan persyaratan Langit.
Saat ini, Langit dan juga Dara tengah duduk di ruang tamu berdua.
Dara masih sibuk berhadapan dengan laptop. Sedangkan Langit, malah asik bersandar pada bahu Dara dengan mata yang ikut fokus pada layar.
"Itu gue ganteng ya, Dar?" Langit menunjuk wajahnya sendiri.
"Enggak."
Langit mencubit hidung Dara dengan gemas. Sontak saja Dara menepis tangan cowok itu. "Lang, diem deh."
"Ini yang ikutan casting gue loh, Dar. Kok malah lo yang kelihatan semangat banget?"
"Terserah gue, lah!"
Selang beberapa menit, akhirnya selesai. Dara menyimpan laptop milik Langit dan menyimpannya di meja.
"Selesai. Tinggal nunggu email masuk aja. Siapa tau lo kepilih," ucap Dara.
Langit tertawa, cowok itu menegakan tubuhnya dan mengusap puncak kepala Dara dengan lembut. "Kalau gue terpilih, lo orang yang paling berjasa banget dong?"
"Iya, lo harus bayar sama gue."
"Bayar pake cinta aja bisa, gak?"
"Makan cinta doang gak akan kenyang," jawab Dara.
Langit sontak saja tergelak. Dara mengedarkan pandangannya. Tanpa sengaja, matanya bertatap langsung dengan sosok Cakra yang tengah berdiri memperhatikannya di lantai atas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dara [End]
Teen FictionBahkan, hubungan yang awalnya baik-baik saja pun akan berubah tanpa pernah diminta, disadari, dan diharapkan. Kehadiran orang-orang baru di lingkungannya, akan membuat mereka lupa pada lingkungan lama yang pernah ia tempati juga. Setelah orang itu h...