Part 2

60K 6.9K 935
                                    

Semoga rame hihi^^

Happy Reading!

***

Dara sudah siap dengan almamater berwarna hitam khas sekolahnya. Saat ini, Dara tengah duduk seorang diri di meja makan.

Beginilah keseharian Dara, pagi sampai malam hanya kesepian yang menemaninya.

Dara memilih menyelesaikan sarapannya. Setelah itu, ia beranjak dan meraih tas sekolahnya.

Dengan langkah pelan, Dara berjalan keluar kemudian mengunci pintu rumahnya yang sepi ini.

Tring!

Cakra : Dar, gue gak bisa jemput lo. Gue bareng Sonya, Mamanya udah berangkat duluan soalnya.

Dara : Iya

Dara mematikan ponselnya. Gadis itu menghela napasnya, kembali membuka pintu rumah, dan mengambil kunci motor yang menggantung di tempatnya.

Kemudian, Dara mengunci rumahnya lagi dan naik ke atas motor metik miliknya.

Perlu beberapa menit untuk Dara sampai ke sekolahnya. Gadis itu turun dari atas motor, kemudian membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Cie ... Ketemu lagi sama gue. Jangan-jangan, kita jodoh."

Dara tersentak kala mendengar bisikan di belakangnya. Gadis itu sontak berbalik dan menatap si pelaku.

Langit! Cowok itu mengenakan seragam yang sama dengannya. Dara memicingkan matanya dengan jari yang menunjuk wajah cowok itu. "Ngapain di sini?!" tanya Dara sewot.

"Sekolah." Langit tersenyum.

Dara berdecih sinis kala cowok itu menatap wajah Dara dari dekat. Satu tangannya membiarkan tas menggantung di lengan kiri, satu tangannya lagi, menompang pada jok motor milik Dara.

"Bisa anter gue ke ruang Guru?" tanya Langit.

Dara tersenyum, dan mendekatkan wajahnya pada Langit. "Enggak."

Setelah mengatakan itu, Dara berlalu pergi meninggalkan Langit. Langit menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.

Cowok itu dengan semangat mengejar langkah Dara.

"Gue kayaknya harus berterimakasih sama SMA Angkasa," kata Langit saat ia sudah berjalan di samping Dara.

Dara menoleh, keningnya berkerut.

"Iya, makasih karna udah mempertemukan kita yang ke dua kalinya. Mungkin, bakal jadi tiap hari. Iya gak, sih?" Langit menaik turunkan alisnya menatap Dara.

Langkah Dara dan Langit terhenti kala mereka bertemu dengan Cakra dan juga Sonya.

Cakra menatap Langit dan juga Dara dengan tatapan datar. Dara juga bisa melihat jelas perubahan raut wajah Langit yang berubah menjadi datar menatap Cakra.

Keduanya melempar aura permusuhan. Tapi ... bukannya mereka bersaudara?

"Dar, ikut gue." Cakra mencengkal pergelangan tangan Dara. Kemudian, cowok itu menarik Dara pergi meninggalkan Sonya dan juga Langit.

Langit Dara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang