25. BAREL 🌹

3.6K 456 32
                                    

Haii bestie, aku kembali^-^

Jika ada typo mohon di kasih tanda ya, jangan lupa untuk vote dan komentar itung-itung sebagai dukungan kalian untuk aku^-^

Spam komentar disini❤️

Langsung aja yaa!!

"Pasti sakit ya, ketum?"

Agatha meringis melihat keadaan Cakra yang memprihatinkan dengan dahi dan lengannya di perban.

Cakra memutar mata melasnya. Apakah Cakra harus menjawab pertanyaan pacarnya? Bukankah sudah jelas apa yang gadis itu lihat.

"Nggak kok. Enak banget malahan, udah tau sakit pake nanya lagi lo bar!"ketus Cakra.

Agatha mencabik mulutnya kesal. Kan dia hanya bertanya, kenapa harus marah coba. Menyebalkan Cakra sangat menyebalkan.

"Gue kan nanya, kok lo nyolot sih! Diperhatiin salah, gue cuek salah. Mau lo apa sih biji Ketapang?!"kesal Agatha.

"Ini kenapa jadi ribut sih? Kalian ini pacaran atau musuhan sih sebenarnya?"tanya Aurel heran, melihat Agatha dan Cakra tiap hari berantem membuat Aurel bingung dengan hubungan mereka.

"Pacar rasa musuh itu mah Rel namanya,"saut Samuel yang duduk di sofa yang tidak jauh dari ranjang Cakra.

Saat ini Aurel, Agatha, Samuel, Juan, Chika, Januar dan Bara saat ini berada di kamar Cakra. Mendengar pria itu jatuh dari tangga mereka semua pun langsung sepakat untuk bolos kuliah dan menjenguk Cakra tidak lupa membawa buah tangan untuknya.

"Lagian kok bisa sih lo jatuh dari tangga?"tanya Januar penasaran.

"Biasalah! Tuh anak petakilan jadi jatuh deh. Mau bilang mampus tapi kasian, liat aja udah jelek makin jelek aja kan!"ledek Juan yang langsung mendapatkan lemparan bantal dari Cakra.

"Bacot lo!"

"Bisa reply gak sih jatuhnya? Gue pengen liat nih,"

"Sialan ya lo berdua! Mendingan keluar deh, aturan mah prihatin ini malah ngeledek musnah kek lo berdua dari bumi!"kesal Cakra.

Samuel dan Juan yang mendengarnya pun tergelak.

"Jangan ngumpat di depan Aurel. Dan lo juga, lagi kondisi kaya gini malah bercanda!"ujar Bara yang akhirnya mengeluarkan suara.

Juan dan Samuel pun langsung bungkam mendengar ucapan Bara.

"Gws ya, kak Cakra,"ucap Chika prihatin.

Cakra mengangguk. "Makasih ya,"

Aurel mengambil salah satu buah yang teman-temannya bawa. Dia mengambil jeruk dan mengupasnya setelah itu memberikannya pada Cakra dengan senang hati pria itu menerimanya.

"Ah, adik kakak yang satu ini paling pengertian. Kan makin sayang jadinya," Bara yang mendengarnya pun mendengus kesal.

"Untung lo abangnya ya,"batin Bara.

"Gue masih penasaran, kenapa bisa ada minyak di tangga? Pasti itu di sengaja." Semua mata pun langsung tertuju pada Juan.

Mereka semua sudah mendengar penjelasan tentang kejadiannya, benar di katakan Juan pasti itu semua di sengaja dan yang mereka pikirkan siapa yang melakukan hal itu?

BAREL (Bara& Aurel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang