[19] JUJUR LAHIR BATIN

2 0 0
                                    

"Sebenarnya ada banyak cara untuk berkata jujur. Tapi, akan lebih baik dengan cara menyimpan kejujuran itu sendiri. Karena kebanyakkan, yang jujur akan kalah dari orang yang berbohong"
~Anhar Danendra~


Anhar yang melihat dua teman Letta menjadi kebingungan. Bahkan, saat ia melihat lokasi mereka berada. Letta mengajak ia kemari untuk dugem?

Setelah keduanya keluar dari mobil, Anhar memberhentikan langkah Letta saat hendak membawa kedua temannya masuk ke dalam.

"Letta, lo beneran mau ke dalam?" tanya Anhar dengan raut wajah yang tidak yakin.

"Iya. Kenapa? Udah ikut aja-"

Tanpa menunggu waktu yang lama, Letta menarik lengan Anhar untuk di bawa masuk ke dalam rumah tersebut. Tempat yang sangat ramai, tentu hal yang sangat di sukai Letta. Apalagi dengan musik yang jedag-jedug, menambah adrenalin Wanita itu untuk menari-nari.

Letta membawa mereka duduk di sebuah meja, dimana banyak terdapat kursi di sana. Bukan dugem namanya jika tidak memesan minuman keras. Bahkan, bukan traktir pula jika bukan Anhar yang membayarnya.

"Mbak, pesen minuman yang beralkohol tinggi. Kalau perlu botolnya bawain langsung," kata Letta dengan senyum yang semriwih.

"Eh-eh mbak di cancel aja. Kita pesen yang normal aja, jangan yang alkoholan," umpat Anhar yang mencoba untuk membatalkan.

"Enggak mbak. Buruan bawain kita minumannya kesini mbak!" ucap Letta seakan-akan mengancam, hingga pelayan itu segera bergegas mengambil pesanan.

Anhar yang mendengarnya hanya mendengus dan menggeleng-gelengkan kepala. Berbalik dengan kedua teman Letta yang asyik selfi sedari hingga tadi.

Alunan musik yang terdengar santai, membuat Letta kehilangan akal sehatnya. Menari-nari yang tidak jelas, membuat Anhar tak dapat menahan tawanya.

Pesanan mereka akhirnya datang. Santapan yang benar-benar nikmat di kala menari, itu yang Letta inginkan. Aroma alkohol, bahkan berkali-kali ia tuang ke gelasnya.

"Gue gak izinin lo banyak minum. Kalo gak kita pulang aja!" ancam Anhar menahan botol yang hendak Letta tuang untuk ke sekian kalinya.

"Ck- iyadeh. Tapi ini gue tuang buat lo," kata Letta berbalik menuangkannya ke gelas Anhar.

"Ciee Letta, romantis banget!" puji Ika yang cengengesan.

"Makanya bawain tuh guling di kamar lo. Yang sering lo peluk kalo lagi mesum-mesumnya," umpat Icha meledek Ika.

Anhar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Di tambah, minuman yang Letta berikan sangat tidak nyaman di lidahnya.

Beberapa menit kemudian, ponsel Anhar berdering di saku celananya. Segera ia mengangkatnya, namun percuma karena suasana sangat ribut.

"Kalian jaga Letta jangan sampai minum. Gue keluar bentar."

"Siap!" teriak Ika melengengkungkan lengannya tanda hormat.

Letta yang melihat Anhar pergi, seketika tersenyum licik dan berusaha keras untuk minum. Namun, di halang oleh Ika dan Icha yang tidak mau membohongi Anhar.

"Aaaa- gue mau minum!!"

"Gak boleh, Ta. Tadi kita udah janji sama Anhar, sekarang mending selfie aja ya," kata Ika mencoba menahan gelas Letta.

"Ish,, Letta! Kita gak mau tanggung ya kalo lo mabuk," ujar Icha ikut menahan botol yang Letta pegang.

"Sekali doang, pliss!"

R E M O R S E [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang