[27] ULANG TAHUN IKA

1 0 0
                                    

"Hal yang paling menyebalkan, menikmati kata tolakkan yang terus menerus terucap. Padahal, tak ada yang sangat penting dari alasannya sendiri"
~Ratu Icha~


Berminggu-minggu sudah hari ini berlalu, semakin membuat kemajuan dari hari sebelumnya. Juga dengan sikap Hatta yang kini malah bikin nyaman. Bahkan ada yang lebih mengejutkan, Hatta dan Letta di kabarkan berpacaran.

Tak ada yang tau bagaimana sosok Hatta menyatakan perasaannya. Ya, hanya perkara waktu itu saja, jika Letta menjadi kekasih Hatta, Letta boleh minta apa saja ke Hatta.

Kedekatan keduanya tak usah di ragukan, nempel seperti lem kertas. Kini rumor tentang Hatta yang di bicarakan orang, ternyata salah. Hatta Pria baik, seperti pada umumnya.

Anhar, sepertinya merelakan Letta. Akhir-akhir ini dia lebih memfokuskan diri untuk organisasinya.

Berpindah ke keseharian Letta, ia tidak lagi bosan berada di dalam rumah.

"Besok jemput gue lagi! Itung-itung gue nabung keringat," ujar Letta pada benda pipih yang berspeaker itu.

"Iya. Itung-itung juga gue nabung bayar bensin," balas Hatta yang terdengar receh.

"Eumm- nyebelin deh. Nanti gue borong bensin di pertamina, kalo punya uang!" kata Letta tak mau kalah.

"Tabung buat jadi bumil nanti aja, sayang."

Obrolan yang terdengar menggelikan, akan tetapi memberi kesan yang menyenangkan. Berbicara seperti itu saja sudah cukup membuat perut Letta berguncang-guncang.

Begitulah hari-hari keduanya. Saling mencintai satu sama lain, saling memberi perhatian. Percayalah, Hatta adalah cinta pertama Letta. Kalau boleh, rasanya ingin Hatta juga menjadi cinta terakhirnya.

Hari berlalu hingga berada di sisi sekolah. Keduanya yang terlihat bucin, membuat beberapa orang kadang iri dan baper. Termasuk Ika dan Icha, entah mengapa akhir-akhir ini Letta terlihat sibuk.

"Enak ya jadi Letta. Di perhatiin sama pacar, di beri kasih sayang," ucap Ika sambil memeluk lengan kanan Icha.

"Gue dulu juga gitu waktu pacaran. Seberat apapun masalah lo, kalo punya pacar bakal jadi ringan," kata Icha ikut terharu.

Keduanya pun beralih pergi ke kelas. Membiarkan sepasang kekasih itu menikmati cinta keduanya. Setidaknya melihat Letta bahagia, Icha dan Ika juga ikut bahagia.

Letta yang tak henti menampilkan senyuman di bibirnya, membuat Hatta curi-curi pandang.

"Udah ah senyumnya. Sisain buat besoknya lagi, mubazir ntar!" ujar Hatta merayu Letta yang semakin membuat senyuman berseri-seri.

"Omongan lo tuh yang di sisain!!" kata Letta mengalihkan pandangannya.

"Emang kalo di sisain, buat apa? Biar bisa bikin lo senyum lagi?" tanya Hatta menyipitkan kedua kelopak matanya.

"Ihh Hatta! Jangan nyebelin deh, ntar tambah sayang-"

Alih-alih keduanya yang tengah bersama, mendengar suara lonceng pelajaran terakhir bersuara. Rasanya cukup berat untuk berpisah, mau bagaimana lagi? Cinta yang terhambat jam pelajaran, bucin sekali bukan? (Ngaku yok ngaku🤣)

Letta berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi, masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya. Ika dan Icha senyam-senyum melirik Letta, seolah-olah merayu.

"Ciee Letta. Gimana rasanya pacaran? Ika mau dong dapat edukasi," celetuk Ika berkedip-kedip.

"Apaan sih, Ka? Aneh deh lo," ujar Letta reflek tersipu malu.

R E M O R S E [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang