"Cinta itu sederhana. Di senyumin aja baper, apalagi di cium"
~Arletta Vilove~
Malam tadi dunia di guyur oleh hujan yang super deras. Membuat Letta tidak dapat tidur dengan tenang. Tentu, Wanita itu kini masih menggeliat di atas kasur dengan selimut yang mengelilingi tubuhnya.
Ia terbangun saat mendengar teriakkan Anesh dari luar kamar. Untung saja pintu kamar Letta kunci, jika tidak apa Letta akan di siram air dingin.
Letta yang melihat jam dinding, seketika bergegas segera mandi. Ini adalah hari senin, dan barang siapa terlambat sudah pasti akan di beri sanksi. Letta juga pernah menjadi korban, dan hari ini ia tidak ingin berurusan dengan kata terlambat lagi.
Persiapan Letta sudah selesai. Ia yang merasa sudah sangat lambat, menolak untuk sarapan pagi dan segera berangkat sekolah.
Dengan langkah yang cepat, Letta berjalan di tepi jalan. Hingga sesampainya di depan gerbang, Wanita itu segera masuk dan berkumpul di lapangan.
Kegiatan yang tak mungkin di lewatkan ketika hari senin. Bahkan tidak asing lagi untuk seluruh penjuru sekolah, upacara bendera merah putih.
Letta berdiri di belakang Icha, barisan Wanita yang berada di kiri setelah Pria. Sesekali ia merapikan kemejanya, lalu memperbaikki dasinya.
"Ta, topi lo mana?" tanya Icha yang membuat Letta tersentak kaget.
"Omaygat! Gue lupa ambil di lemari. Aduhh gimana nihh?!"
Inilah hal yang sangat membagongkan. Jika tidak terlambat, tentu akan ada sesuatu yang tertinggal. Seperti Letta yang tidak mengenakan topi, bahkan hanya ia satu-satunya di barisan Wanita yang beratribut tidak lengkap.
"Mampus. Hari ini pembinanya Pak kepsek."
Lagi-lagi Icha memberi spontan kejut di hati Letta. Mau bagaimana lagi, jikalaupun pulang mengambil topi, sudah tentu akan terlambat sebab upacara akan di mulai.
"Ihh ngeri, Ta. Coba lihat dulu di tas lo, kira keselip di sana!" kata Ika yang menoleh ke belakang dari depan Icha.
"Gak ada. Gue ingat waktu itu gue simpan di lemari kamar," ucap Letta menggeleng-gelengkan kepalanya.
Terdengar sebuah langkah yang mendekat ke arah Letta. Bahkan ia merasa ada sesuatu yang seketika mengganjal di kepalanya. Dengan segera ia berbalik memeriksa, dan menemukan Hatta di sana.
"Udah, jangan panik!" ucapnya kemudian pergi meninggalkan tempat, kembali ke barisannya yang berada cukup jauh dari barisan Letta.
Beberapa detik kemudian upacara benar-benar di mulai. Icha kembali melirik dan sesekali merayu Letta di belakang.
"Ciyeee,, yang dapat topi dari doi!"
"Tau nih. Udah kaya drama korea aja."
Tiba-tiba saja dua Wanita di depan Letta menjadi ribut. Padahal hanya perkara topi saja, belum lagi jika Letta memberitahukan hubungannya dengan Pria tadi. Ya, sejelasnya bukan hubungan, sebab tak ada yang mengungkapkan perasaan sebelumnya.
Seiring waktu berjalan hingga ke pembacaan doa, akhirnya upacara telah selesai. Namun, kurang afdol kalau pihak guru tidak meraziakan siswa siswinya perkara atribut lengkap.
Ya, tentu saja ini berlaku di semua penjuru sekolah. Hal yang seperti ini sudah menjadi santapan pagi untuk para siswa bandel. Walaupun Hatta bukan salah satunya, tapi ia maju untuk menggantikan Letta.
Letta kembali ke kelas bersama dua sejoli temannya. Dari upacara hingga berada di dalam ruangan, kedua Wanita itu tak henti berceloteh.
"Udah, Ta. Terima aja si Hatta, lagian dia cinta bener ama lo!" ucap Icha mencoba merayu Letta.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E M O R S E [COMPLETED]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ THANK YOU Semua orang ingin memiliki hal yang baik di dalam hidupnya. Salah satu dari semua itu, termasuk Arletta Vilove. Hidupnya yang semula damai, berubah drastis ketika menemukan peristiwa Pria di dalam toilet. Perubahan...