[14] USAHA

2 1 0
                                    

"Ketika usaha adalah kunci utama untuk berhasil. Ketika itulah aku sadar, bahwa keberhasilan hanya untuk orang yang mau berusaha.
~Hatta Ahsanan~

Senja hari yang begitu indah, mengubah warna langit menjadi jingga yang cerah. Letta yang tengah berjalan di bawahnya, terlihat semakin selaras dengan suasana dunia. Menggunakan gaun putih yang sangat anggun, dengan sebuket bunga di tangan kanannya.

Senyum dari Wanita tersebut, menambah kesempurnaan yang tiada tara. Angin saja berhembus meniupnya, memberi sahutan bahwa Letta adalah Wanita yang cantik.

Pesona cantiknya tenggelam ketika ia mendapatkan seorang yang sangat menyebalkan. Pria yang mengenakan kemeja putih bersih, tersenyum dan menunduk ke hadapan Letta.

"Gue sekarang adalah suami lo-"

What?

Seketika Letta terbangun dari mimpinya. Wah, gila dan benar-benar gila. Bagaimana mungkin mimpinya bisa bertemu dengan Hatta, lalu dengan mengenakan gaun pengantin.

Dengan lekas, Letta masuk ke kamar mandi. Membasuhi wajahnya yang sedikit berminyak. Mimpi itu terasa nyata, bahkan membuat jantung Letta berdegup tak karuan.

Sudahlah, itu hanya bunga tidur. Letta hanya perlu melupakannya, seolah-olah tidak pernah menemukan mimpi seperti itu.

###


Hentakkan kaki Letta saat berlari, terdengar sangat keras. Tak jarang Wanita itu berlari di hari yang cerah saat berangkat sekolah.

Seperti yang di ucap Anhar, hari ini akan di adakan perlombaan. Letta yang sudah melihat koridor ramai akan banyak orang, seketika berhenti saat Pak Moi memanggilnya.

"Letta!" sapa Pak Moi dari arah ruangannya.

Dengan pasrah, Wanita itu berjalan menghampiri guru tersebut.

"Kamu gak sibuk, 'kan?" tanya Pria berkemeja hitam itu sambil tersenyum.

Letta hanya mengangguk. Akan tetapi, ia malah merasa tidak nyaman dengan anggukkannya tersebut. Karena setahu Letta, guru yang di depannya kini sering memberinya perintah. Bahkan, karena dialah Letta bisa menyaksikan Hatta dalam keadaan yang tidak layak di pandang.

Pak Moi memberikan Letta sebuah sapu. Sontak, Letta langsung yakin bahwa guru itu akan memintanya membersihkan ruangan miliknya.

Tanpa menunggu aba-aba, Letta segera masuk ke dalam. Menyaksikan ruangan yang begitu ramai, seperti pasar ikan yang di gerombongi Ibu-Ibu rempong.

Bukannya di bantu, Pak Moi malah meninggalkan Letta seorang diri di dalam ruangan tersebut. Menyebalkan, namun ya mau bagaimana lagi. Letta bukan tipikal siswi yang akan menolak ketika di minta pertolongan, salah satunya dengan Pak Moi.

Saat Letta sudah hampir membereskan setengah persen dari ruangan itu, tiba-tiba saja toilet di depan terbuka.

Kenapa?

Apakah ini hanya kebetulan? Lagi-lagi Letta teringat akan kejadian lampau yang pernah ia alami. Dan lagi-lagi Letta bertemu dengan Hatta.

"Eumm,,, lo ngapain di sini?" tanya Hatta seolah-olah tidak sadar dengan apa yang Letta angkut di tangannya.

"Lo sendiri juga ngapain di sini. Bentar! Gue ada pertanyaan yang harus lo jawab," ucap Letta membutuh pengakuan pada jawaban yang akan Hatta berikan.

R E M O R S E [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang