"Menilai diri sendiri memanglah susah. Tapi, terkadang penilaian dari orang lain tidak seperti yang sebenarnya"
~Arletta Vilove~Letta membelalakkan kedua matanya. Seketika jantungnya berdegup kencang, seakan-akan tak menyangka Hatta bersikap seperti itu.
"ANHAR STOP!!!"
Suara kencang Letta membuat Pria di depannya berhenti dengan segera. Tanpa basa-basi, Letta segera terjun dari atas jok motor Anhar. Tentu, tujuannya untuk menghampiri Pria bajingan itu.
Saat langkah Letta mulai mendekat, Hatta terkejut atas kedatangan Wanita itu yang tiba-tiba.
"Ehh, Ta. Habis darimana?" tanya Hatta bergegas bangkit dari duduk jongkoknya.
"LO YANG DARIMANA?!!"
Tegasnya suara Letta saat ini benar-benar kelewatan batas. Untung saja kedai di sana sedang tutup. Jika pemiliknya berjualan, mungkin Letta akan di siram air seember dengan suara yang sekencang itu.
"I-ini. Ta-tadi, dia jatuh di pinggir jalan," jawab Hatta terbata-bata. Jujur saja, ia tersentak kaget saat mendengar ucapan Letta barusan.
"Jahat lo ya! Seharian ini lo gak ada nemuin gue. Ternyata lo enak-enakkan sama Cewek lain!"
Mendengar timpal kata Letta, seketika Hatta mengangkat kedua alis matanya. Ia tidak mengerti apa yang sedang pacarnya ucapkan saat ini.
"Gak kaya gitu, Ta. Dia cuma-"
Belum saja Hatta menyelesaikan penjelasannya, aungan kencang Letta malah semakin menjadi-jadi. Di tambah, bercak air di sudut matanya yang menetes.
"CUMA APA?! HA?!"
"Cuma orang doang? Ngapain nempel banget, bajingan lo Hatta!"
"Letta! Lo kenapa sih? Jangan cemburu gitu. Gue cuman nolongin dia doang, udah!" kata Hatta meraih kedua bahu Letta, namun Wanita itu hempaskan.
"Gue lihat pakai mata kepala gue doang. Jelas-jelas lo makein sepatunya diaa, hiks-"
"Hikss- kalaupun dia cuman orang, kenapa harus sedeket itu?!"
Letta pun menangis sendu. Isak tangisnya yang terdengar sedih, membuat Anhar yang berada di belakang seketika menghampiri Letta.
"Udah, Ta. Jangan nangisin orang yang jelas-jelas gak baik," nasehat Anhar yang segera memeluk Letta di depan mata Hatta.
Jujur, melihat keadaan Letta menangis saja sudah membuat Hatta syok. Apalagi ketika Anhar memeluknya di depan mata Hatta secara langsung.
"Apa-apaan lo meluk pacar gue?"
Hatta dengan segera menyerogoh jemarinya untuk mengencangkan krah kemeja Anhar. Sontak Pria di depannya pun mau tak mau mengangkat kepala ke atas.
"Lo pikir lo pacarnya Letta?"
"Ck- ada ya seorang pacar yang bikin Ceweknya sendiri nangis."
Ucapan Anhar barusan terbayar dengan kepalan tangan kuat dari Hatta. Seketika membuat pipi Anhar hampir bopeng, bahkan perih. Hatta berhasil membuat Anhar terjungkal jatuh ke belakang.
"UDAH STOPP!!!"
"Kalo lo mau mukul. Pukul gue!" kata Letta merentangkan kedua tangannya untuk menghambat perkelahian tersebut.
"Minggir, Ta. Biar gue babak belurin tuh bajingan," ucap Hatta mencoba maju, namun tertahan oleh kekuatan Letta yang seadanya.
"ELOO YANG BAJINGAN!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
R E M O R S E [COMPLETED]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ THANK YOU Semua orang ingin memiliki hal yang baik di dalam hidupnya. Salah satu dari semua itu, termasuk Arletta Vilove. Hidupnya yang semula damai, berubah drastis ketika menemukan peristiwa Pria di dalam toilet. Perubahan...