POV Fion
Hari ini begitu mendung, tapi gue gak peduli dengan semua ini. Aisyah yang selalu jadi puncak kemarahan atau rasa penasaran selalu menghantui pikiranku, saat berjalan kearah belakang gedung kampus. Terdengar pekikan seorang perempuan yang begitu nyaring tapi lembut ditelingaku.
"FION!" pekik perempuan bercadar hitam dengan keras sehingga akhirnya diriku menoleh kearahnya.
"Aisyah?" tanyaku bingung saat melihat Aisyah dan salah satu temannya mendekatiku.
Aisyah, ternyata benar itu adalah gadis ninja itu. Kenapa pagi-pagi ini dia menemuiku, mungkinkah karena ulah gue kemarin yang udah gak sengaja stalker dia.
"Kenapa, kamu menatap Risa dengan tatapan tajam begitu?" tanya Aisyah tanpa memandang diriku.
'Ternyata nama temannya adalah Risa,' batinku sambil menatap Aisyah.
"Ah, lho kangen gue?" tanyaku yang begitu ceplas-ceplos.
Akhirnya, pertanyaan ini akan membuat Aisyah Putri Syahwalani terdiam. Terlihat mata yang terselip di cadarnya terlihat bingung dan kaget akan pertanyaanku.
"Sebenernya, mau kamu itu apa?" tanya Aisyah dengan tegas dihadapanku.
"Mudah, lho jadi pacar gue!" ketusku dengan senyum meremehkan gadis ninja itu.
Detik ini tak ada jawaban yang terlontar di mulut Aisyah, apa dia bingung? Semoga benar. Kalo ada noda kotor dibalik topeng hitam itu, ayo lah Aisyah. Buka sekarang kemunafikan lho sekarang.
"Tidak akan!" ketus Aisyah dengan dingin kali ini.
'Sialan, gue ditolak mentah-mentah!' batinku sambil menatap tajam kearahnya meski Aisyah tidak tahu itu.
"Bisa kita bersama?" tanyaku pelan kali ini.
Terlihat raut wajah Aisyah terkejut dengan pertanyaan kali ini, gue juga bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari mulut ini. Apa gue udah menaruh perasaan dengan gadis cadar itu?
"Berhenti, Fion!"
"Aisyah, sebenernya lho itu kenapa sih?"
"Kita itu beda keyakinan, cintai salib yang berada dilehermu dan hargai tasbih ditanganku!"
DEGH!
Perkataan Aisyah sungguh membuat gue bungkam, dan juga membuat gue tercengang. Kenapa menjadi begitu menyakitkan? Ditolak mentah-mentah dan pernyataan yang terhalang keyakinan.
"Hahahaha, gue gak serius. Gue ini hanya ingin topeng munafik lho itu lepas!" sindirku sambil menatap tajam kearahnya.
"Hah!" sentak Aisyah kaget dengan perkataanku tadi.
"Lho itu busuk seperti buah, cuma bagus dikulit dan busuk di dalam!" ketusku dengan penuh penekanan.
Plaaak!
Satu tamparan melayang tiba-tiba di pipi kanan gue, baru ini tamparan melayang setelah Mama. Meski sedikit tersungkur cukup jelas diriku melihat tetesan air mata di ujung mata Aisyah.
'Apa gue terlalu kasar?' batinku mulai bertanya dengan perbuatan gue kali ini.
''Anda sudah melebihi batas, saya tidak pernah berpikir jahat sama sekali tapi sepertinya hati dan logika anda sudah hitam. Dan satu lagi, saya tidak pernah munafik ataupun busuk seperti anda. Karena cadar saya adalah kewajiban dan topeng yang selalu anda hina itu adalah mahkota terindah bagi para wanita?!" bentak Aisyah dengan keras sehingga terlihat bahwa cadar miliknya sudah basah dengan air mata.
Al-Fiondra seorang bad boy kampus terdiam akan perkataan seorang gadis bercadar. Kali ini gue sedikit merasa bersalah akan perkataan gue yang telah melampaui batas.
"Ai--sy--ah, dengerin gue ...."
Risa yaitu teman Aisyah juga terlihat terkejut tapi dia langsung merangkul pundak Aisyah untuk menjauh dariku, Aisyah pergi tanpa mendengarkan penjelasan gue kali ini.
'Kita memang berbeda, tapi cinta dan takdir kita gak bisa berbeda. Aisyah!' batinku sambil pergi membelakangi Aisyah.
![](https://img.wattpad.com/cover/265304385-288-k992843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)
JugendliteraturAisyah Putri Syahwalani yang merupakan seorang muslimah yang taat sehingga bertemu dengan seorang Bad Boy yang kebetulan dia adalah seorang yang taat dalam Agama ya, yaitu Kristen. sungguh berbeda dengan Aisyah yang menganut agama Islam. perbedaan...