Aisyah .22.

1.1K 137 0
                                    

Aisyah cemberut karena Fion, terlihat suaminya sungguh bahagia kala dirinya kalah. Aisyah pun bingung kenapa dirinya tiba-tiba salah baca.

"Iya, Aisyah kalah!" ketus Aisyah sambil memalingkan wajahnya.

Fion yang tahu Aisyah sedang cemberut langsung bingung, dirinya sungguh tak tahu bagaimana meredakan amarah wanita.

CUP!

Pipi Aisyah langsung memerah karena ulah Fion, tampak terlihat Fion menghela nafas panjang sehingga akhirnya menatap wajah Aisyah.

"Itu sebagai hukumannya, dan hari ini. Mas janji buat nurutin kemauan Aisyah."

''Benerkah?"

Fion langsung mengangguk setuju yang berarti iya, Aisyah langsung memeluk Fion sehingga dirinya lupa bahwa perasaan itu telah perlahan datang.

"Ehem, mas gak bisa nafas!" ketus Fion sambil berdehem kala pelukan Aisyah begitu erat.

Aisyah yang terkejut dengan ucapan Fion, langsung melepaskan pelukan itu hingga membuat dirinya salah tingkat. Dengan refleks Aisyah berdiri dan melepaskan mukenah miliknya.

"Jangan pergi, pelukan tadi sungguh hangat."

Fion langsung menarik pergelangan tangan Aisyah sehingga wajah mereka berhadapan, mata yang terus menatap membuat Aisyah nyaman.

"Lepas, Mas!" rengek Aisyah sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Fion.

"Nanti, kita jalan-jalan dulu baru pulang ke rumah Abi," ucap Fion sambil berdiri dan melangkah mendekati Aisyah meski tangannya masih menggenggam Aisyah.

"Ma--mau ngapain?" tanya Aisyah gugup kala Fion terus mendekat.

Saat ini, Fion telah membuat Aisyah terpentok di dinding dengan di apit oleh kedua tangannya. Perlahan-lahan wajahnya mendekat ke wajah Aisyah.

BRAKK!

"FION!" teriak Bryan tiba-tiba kala melihat Fion menganggu adiknya.

Fion dan Aisyah langsung menoleh saat Bryan datang tiba-tiba bahkan tanpa mengucap salam untuk masuk. Aisyah yang malu langsung melepaskan diri dari kekangan Fion dan memakai cadar miliknya.

"Ampun, Bang!" rengek Fion sambil meringis sakit kala Bryan menjewer telinga kirinya.

Aisyah hanya bisa diam melihat suaminya sedang di hukum oleh Bryan, bahkan terdengar cekikikan pelan karena terlalu lucu.

"Ngapain lho godain Adek gue? masih pagi ini. Bodoh!" ketus Bryan sambil tetap menjewer telinga Fion.

"Ya, 'kan pengantin baru. Makanya kalo iri nikah sana, Bang!" ejek Fion meski telinganya masih sakit.

"Adik ipar laknat!" geram Bryan sambil tetap menjewer telinga Fion.

Fion yang bukannya menyelamatkan diri malah makin menjahili sang kakak ipar, Aisyah yang mendengar ejekan Fion pun ikut tertawa. Karena benar kalo Bryan yang sudah berumur 23 tahun belum juga menikah.

"Awas aja, kalo Abang nikah nanti kalian harus kasih hadiah yang paling besar di pernikahan Abang nanti!" ketus Bryan sambil melepaskan jewerannya.

"Nanti gue kasih ponakan aja."

"Apa!"

Aisyah dan Bryan berteriak serempak kala mendengar ucapan Fion. Sedangkan sang empu malah tertawa melihat kakak adik melongo kaget akan ucapannya.

"Apa-apaan, sih!" geram Aisyah sambil mencubit pinggang Fion.

"Ampun, sakit sayang!" rengek Fion yang pura-pura kesakitan akan cubitan Aisyah.

Bryan yang menjadi nyamuk hanya bisa menghela nafas kasar, begitu enak mereka romantis di depan dirinya yang masih jomblo.

"Fion, yuhuuuu!'' teriak Alden dan Gara serempak serta Khadijah dan Natelia yang ikut dibelakangnya.

'Buset, gagal gue mau romantis sama Aisyah!' batin Fion kesal.

Fion hanya bisa berdecak kesal karena kedua keluarganya malah datang bahkan memenuhi kamar hotel ini. Bryan yang awalnya kesal sekarang menatap Fion meledek.

"Hahahaha, kasihan banget lho Fion. Gagal romantis sama Adek gue!" ejek Bryan sambil tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah kesal Fion.

"Dasar jomblo ngenes!" ejek Fion kesal sambil menatap tajam kearah Bryan.

Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang