Aisyah .37.

616 86 3
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.

Wajib vote sebelum membaca

Fion tak tahu jika ini adalah rumah sahabatnya Aisyah, saat ini seakan-akan bingung kenapa bisa mempertemukan takdir seperti ini. Bryan heran kenapa Adiknya menatap meminta penjelasan darinya.

'Aku akan bertanya dengan Abang dan Risa. Mereka harus kasih penjelasan!' batin Aisyah.

Keluarga Risa menyambut hangat keluarga Bryan, mereka sudah diberitahukan oleh Risa jika ada seorang lelaki yang akan melamar putrinya.

"Maaf, jika kedatangan kami mengganggu. Soalnya kami bermaksud baik datang ke sini untuk melamar putri anda untuk anak saya."

Nama ayah Risa adalah Albaran Muhamad dan istrinya Lenata Utami. Tak heran jika Bunda dan Ayah Risa mengetahui Aisyah karena mereka tahu jika Aisyah adalah sahabat Risa.

"Om, Tante. Di mana Risa?" tanya Aisyah Bingung saat tak melihat Risa sama sekali.

Baru saja Aisyah bertanya soal Risa, perempuan itu langsung keluar dengan membawa nampan berisi minuman dan makanan kecil untuk para tamu. Bryan tak bisa mengedipkan matanya karena melihat kecantikan natural Risa yang mengunakan gamis berwarna putih.

"Gimana, cantik tidak calon istri Abang?" tanya Bryan berbisik di telinga Aisyah.

Fion juga tak kalah heboh, karena orang yang dimaksud oleh Bryan benar-benar adalah sahabat Aisyah. Bahkan istrinya juga melongo tak percaya.

Risa langsung duduk di tengah Albaran dan Lena. Terlihat kecanggungan yang ada antara Bryan dan Risa.

"Baiklah, saya terima saja atas lamaran dari keluarga anda. Tetapi itu tetap saja keputusan ada di tangan Risa!" tegas Albaran sambil menatap Risa yang menunduk malu.

'pokoknya, harus terima. Jika tidak, gue akan bawa lho ke KUA langsung!' batin Bryan.

"Risa terima lamaran dari Kak Bryan," ucap Risa pelan sehingga kedua keluarganya mengucapkan syukur.

Bryan bergelojak senang, dan hampir ingin memeluk Risa tetapi Aisyah dan Fion mencegahnya. Gara dan Albaran hanya berkekeh pelan.

"Sekarang, kita tinggal tentukan tanggal pernikahan Putra dan putri kita."

Semuanya mengangguk setuju dan mulai berbincang-bincang tentang pernikahan Bryan dan Risa. Aisyah juga ikut senang jika jodoh Abangnya adalah sahabatnya sendiri.

~OoO~

Pagi hari menjelang cerah setelah kemarin hari lamaran Bryan selesai. Mereka memutuskan jika akan menikah dua Minggu lagi, hari ini Aisyah dan Fion hanya ada di rumah.

"Dek," panggil Fion sambil menekan pipi tembem Aisyah.

Saat ini Aisyah hanya mengunakan hijab dan tak memakai cadar. Karena hanya ada suaminya di sini jadi aman saja bagi Aisyah. Fion tak henti-henti menekan bahkan menarik pipi chubby Aisyah yang masih tertidur di sofa.

'Gila, ini pipi atau bakpao. Gak tega gue bangunin Aisyah dalam kondisi imut kek gini!' batin Fion.

"Hmm, Mas mau ngapain?" tanya Aisyah bangun dari tidurnya.

"Lapar," rengek Fion pura-pura cemberut.

Aisyah langsung bangun dan ingin berdiri tetapi tangannya di tarik oleh Fion sehingga dirinya duduk terjatuh di pangkuan Fion. Sungguh pipinya memerah karena salting diperlakukan oleh Fion seperti ini.

"Le---paskan."

"Kita makan di luar, sekali-kali nge-date setelah menikah!"

Fion ingin merasakan pacaran setelah menikah, mendengar itu juga membuat Aisyah gugup dan langsung naik ke lantai atas untuk menggantikan pakaiannya.

"Cepetan, Dek!" teriak Fion sambil melihat jam tangannya.

Setelah lama menunggu, Aisyah turun dengan pakaian serba hitam tak lupa cadar miliknya. Fion terpukau dengan kecantikan Aisyah meski bercadar, baginya itu sudah cukup menarik.

"Ayo, katanya mau berangkat."

Fion masih diam, tiba-tiba saja Dirinya menarik pinggang Aisyah dengan posesif sehingga matanya bertemu dengan mata Aisyah. Mereka saling bertatapan lama Sehingga Fion tersenyum lebar.

Cup!

Satu kecupan lama di kening Aisyah, bahkan Aisyah memejamkan matanya karena saat ini dirinya menahan debaran aneh yang ada di jantungnya.

"Mas beruntung, memiliki bidadari secantik ini. auratmu dijaga sebaik mungkin, dan inget bahwa Aisyah hanya milik Fion!" ketus Fion sambil melepaskan pelukannya dan menggandeng tangan Aisyah.

Mereka langsung pergi menuju salah satu restoran, banyak yang mencibir penampilan Aisyah tetapi dengan datar Fion menggandeng tangan istrinya meski banyak yang tak suka kehadiran Aisyah.

"Maaf, ini siapa. Tuan?" tanya salah satu pelayan di restoran ini.

"Istri saya," ucap Fion singkat sambil duduk di meja.

Kedua pasangan itu langsung memesankan makanan, tetapi tiba-tiba saja meja mereka di gebrak oleh seseorang hingga membuat Fion dan Aisyah kaget.

"Woy, kalo lho mau bom di sini. Mending di tempat lain saja, di sini orang mau makan bukan mau mati!" bentak seorang wakil pemiliknya restoran ini.

Dandanan wakil pemilik restoran ini begitu menor bahkan Fion menatap jijik. Entah apa yang terjadi, wanita yang bernama Allysa menatap genit Fion.

"Hai Pria tampan, kenapa kamu duduk di sini bersama Teroris?" tanya Allysa genit sambil memegang lengan Fion.

Semua orang menatap mereka, Aisyah juga memilih diam melihat suaminya digoda oleh Allysa. Dengan kasar Fion menghempas tangan Allysa dan menatap tajam wanita itu yang berani mengebrak meja dan mengatai Aisyah.

"Panggil pemilik restoran ini, jika tidak gue bisa bikin restoran ini gulung tikar!" teriak Fion emosi sehingga mendorong kasar Allysa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang