Aisyah .13.

1.2K 160 5
                                    

Aisyah masih berpikir akan tindakan Fion yang tiba-tiba menolong dirinya dan Risa, setelah pulang mengantar Risa. Pikiran Aisyah dipenuhi oleh pertanyaan apa Fion tulus atau main-main dengan dirinya lagi.

"Kapan kalian pulang?" tanya Aisyah sendu saat menatap bingkai foto besar keluarganya.

Saat Aisyah ingin menaiki tangga menuju kamarnya, tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi sehingga membuat Aisyah langsung mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar dan menuju ke ruang depan.

"Anda mencari ...."

Aisyah langsung terdiam bahkan pertanyaannya terpotong tiba-tiba saat tiga orang berada di hadapannya. Seorang lelaki tampan yang wajahnya sangat mirip dengan Aisyah meski mata ya berwarna coklat berbeda dengan Aisyah yang biru.

"Abi, Umi, Abang. Kalian pulang!" teriak Aisyah keras sehingga membuat kedua orang tuanya dan abangnya terkekeh kecil.

Dengan cepat Aisyah memeluk keluarga yang selama ini dirinya rindu, Khadijah Almeria dan Gara Syahputra yang merupakan kedua orang tua Aisyah dan tidak lupa dengan Bryan Muhamad Syaputra.

"Aduh, nih anak emang gak bisa pisah. Ya?"

"Kenapa kalian lama di Kairo?"

Pertanyaan Aisyah yang begitu ketus membuat Bryan langsung tertawa karena sang adiknya begitu imut meski bercadar. Gara dan Khadijah hanya bisa tersenyum melihat kedua anaknya yang begitu akur.

"Kita masuk dulu, baru kita bicara banyak!" tegas Gara sambil masuk ke dalam menuju ruang tamu.

"Siap, Abi!" teriak Aisyah dan Bryan serempak.

Khadijah sangat bersyukur kala keluarganya begitu tentram dan akur, memiliki sepasang putri dan putra sungguh anugrah terindah baginya. Aisyah yang begitu senang langsung melepaskan cadarnya dan mulai duduk di dekat Khadijah.

"Aisyah, kamu tambah cantik ternyata!" puji Bryan kala melihat wajah Aisyah.

"Tentu, air wudhu selalu aku jaga," ucap Aisyah bangga.

Saat suasana begitu hangat, Aisyah langsung teringat akan perkataan Fion di kampus. Dengan ragu Aisyah langsung menatap mata Gara, Dirinya sangat bingung harus memulainya darimana.

"Bi, Aisyah mau ngomong!"

"Ada apa, Aisyah?"

"Ada yang mau lamar Aisyah, Bi."

Bryan langsung menatap serius sang adik bahkan kedua orang tua Aisyah melongo kaget akan ucapan putrinya. Usia yang masih terbilang muda tiba-tiba saja ada yang melamar putri bungsu mereka.

"Siapa?" tanya Gara dengan dingin kali ini.

"Al-Fiondra, seorang berandal kampus dan seorang Kristen!" seru Aisyah.

Saat ini keluarga Aisyah begitu terkejut kala tahu agama lelaki itu, bahkan Bryan terlihat tidak setuju akan pernyataan itu. Gara dengan tenang tetap berusaha memberikan terbaik untuk putrinya.

"Besok, suruh lelaki itu untuk menghadap Abi!"

Aisyah langsung terkejut jika Gara ingin menemui Fion, berbeda dengan raut wajah Bryan yang terlihat tidak suka akan perkataan sang ayah untuk Aisyah.

'Gue gak setuju!' batin Bryan.

Detik ini hanya ada keheningan yang datang, Gara langsung berdiri untuk shalat, sedangkan Khadijah juga ikut menuju dapur. Sekarang tinggal Aisyah dan Bryan yang masih ada keheningan yang jadi pembatas.

"Abang gak setuju!" ketus Bryan sambil berdiri dan menatap Aisyah dingin.

"Setidaknya, lihat dulu perjuangan dia!" ketus Aisyah lebih dingin lagi.

Bryan sangat khawatir jika lelaki itu adalah orang tak baik untuk adiknya. Aisyah dan sekeluarga tidak tahu jika Bryan adalah seorang berandal lebih tepatnya mantan berandal.

"Denger, setiap berandal tidak mungkin berubah. Karena jika dia berandal maka tetap berandal yang hanya tahu kesenangan!''

Perkataan Bryan begitu menusuk hati Aisyah, bahkan membuat sang adik terdiam seketika kala mendengar ucapannya. Hanya satu hal bagi Bryan. Seorang Bad Boy adalah orang yang hanya tahu kesenangan yang dosa atau tidak.

'Aku yakin, Fion tidak akan bermain-main lagi!' batin Aisyah sambil menatap punggung Bryan yang telah pergi menuju kamar miliknya.

Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang