Aisyah .17.

1.1K 144 2
                                    

Fion yang sudah sangat yakin akan langkah yang dirinya ambil, langsung menghubungi Alden untuk izin sekali lagi dan tentunya izin selalu didapatkan. Keluarga Aisyah dan Fion langsung menuju masjid terbesar kotanya. Tapi Aisyah tidak ikut karena tidak diizinkan.

'Semoga berhasil, Ya Allah!' batin Aisyah sambil menatap Fion dan keluarganya telah berangkat menggunakan mobil pribadi keluarga Aisyah.

Bryan langsung ingat bagaimana perjuangan Fion yang yakin untuk segera menjadi mualaf agar bisa meminang Aisyah.

Sebuah masjid besar hingga seorang Ustadz Yusuf telah menunggu kedatangan Fion dan keluarga Aisyah. Bahkan disamping Ustadz Yusuf ada Udin yang tersenyum kecil melihat Fion.

Langkah kaki Fion untuk melangkah ke dalam masjid begitu gugup, dirinya akan segera pindah agama dengan keyakinan yang sudah mantap. Gara langsung menuntun Fion untuk masuk dan langsung berhadapan dengan Ustadz Yusuf langsung.

"Apa nak Fion, siap?" tanya Ustadz Yusuf saat Fion telah berada tepat dihadapannya.

"Huft, siap!" seru Fion dengan yakin.

Gara dan Bryan langsung duduk untuk menjadi saksi seorang pemuda yang ingin segera memeluk agama Islam.

"Sebelum itu, apa nak Fion masuk ke Islam berdasarkan keterpaksaan?" tanya Ustadz Yusuf lagi.

"Tidak ada, murni karena keinginan dan keyakinan. Tak ada keterpaksaan dalam diri!" ucap Fion dengan lantang.

Gara dan Bryan hanya bisa mengangguk diam menyaksikan detik-detik ini, Khadijah serta jamaah lain termasuk Udin sungguh menyaksikan Fion menjadi seorang Mualaf.

"Alhamdulillah, baiklah. Ikutin kata-kata saya!'' seru Ustadz Yusuf sambil memegang mic masjid.

Fion langsung mengangguk setuju, sambil menutup matanya agar siap memeluk agama barunya.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

''Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah," ucap Ustadz Yusuf lantang.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah," ucap Fion dengan lembut tanpa terbata-bata bahkan lancar dalam mengucapkan kalimat syahadat.

Semua orang menatap haru bahkan gugup mendengar kalimat syahadat yang diucapkan oleh Fion.

“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Dan (aku bersaksi) bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah," ucap Ustadz Yusuf lagi sambil menatap Fion.

“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Dan (aku bersaksi) bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah," ucap Fion dengan lancar mengikuti kata-kata Ustadz Yusuf.

"Alhamdulillah!" teriak semua orang bahkan Ustadz Yusuf menatap Fion kagum dan terharu.

Bryan masih diam tapi setelah menyaksikan detik-detik ini, dirinya mulai luluh dan yakin akan memberikan kesempatan untuk bersama sang adik. Gara sungguh takjub dengan Fion dan keyakinan pemuda itu.

Fion langsung melepaskan salib miliknya dan mengantikannya dengan peci yang terpasang. Tentunya Gara yang memasang peci itu di kepala Fion

"Semoga, menjadi lelaki yang Sholeh dan bisa membimbing putriku menuju Jannah."

Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang