Aisyah .24.

1K 121 2
                                    

Saat Zean telah pergi dari sana, Fion langsung menatap Aisyah dan memeluk erat istrinya. Bagi dirinya kehilangan Aisyah sudah sangat menyakitkan jika benar Zean akan datang lagi untuk menghancurkan hubungan mereka.

"Lupakan ucapan Zean ...."

"Gu--gue takut, Aisyah!"

Aisyah merasakan getaran kecil dari tubuh Fion, bertanda bahwa lelaki yang sudah menjadi suaminya sedang menangis. Aisyah langsung mengelus punggung Fion agar tenang.

"Aisyah ...," ucap Bryan pelan kala melihat Fion sedang memeluk Aisyah dalam keadaan menangis.

"Sudahlah, biarkan Aisyah dan Fion berdua!" ketus Gara sambil menarik tangan Bryan.

Sebenernya, Bryan sangat bingung apa saja yang terjadi. Saat keluarganya dan keluarga Fion mengejar mereka. Tiba-tiba saja Fion sudah menangis di pelukan Aisyah sang adik.

"Kita masuk ke kamar!" ketus Aisyah sambil sambil menarik tangan Fion.

Fion langsung diam, dirinya begitu beruntung memiliki istri seperti Aisyah.

'Jika di masa lalu, gue udah bikin. Angel pergi. Maka di masa depan gue gak akan bikin kesalahan yang sama lagi!' batin Fion sambil menatap Aisyah yang sudah mengajak dirinya di dalam kamar.

'Sebenernya, aku penasaran dengan masa lalu Fion!' batin Aisyah sambil duduk dihadapan Fion.

Saat ini Fion dan Aisyah duduk berhadapan sehingga akhirnya, Aisyah mulai membuka cadarnya. Fion yang melihat itu hanya bisa terkesima dan sedikit terenyuh kala melihat mata istrinya sedikit sembab.

"Dek!" panggil Fion lembut sambil memegang pipi Aisyah.

"Ya, ada apa?" tanya Aisyah sambil menatap Fion dengan lekat.

"Berjanjilah satu hal," ucap Fion.

Aisyah langsung bingung dengan ucapan Fion, berjanji satu hal apa yang sungguh begitu serius bagi suaminya.

"Jangan pernah menangis dan jangan pernah meninggalkan, Mas!"

"Adek, berjanji kok!"

Aisyah langsung tersenyum sambil menatap Fion. Dengan lembut tangan Aisyah yang halus menyentuh pipi Fion hingga akhirnya menyeka air mata lelaki itu.

'Baru satu hari, air mata telah jatuh di pipimu. Sayang!' batin Fion.

"Maafkan, Mas!'' rutuk Fion menyesal sambil memegang kedua pipi Aisyah.

"Lupakan, lebih baik bersiap-siap," ucap Aisyah sambil berdiri melepaskan genggaman tangan Fion yang berada di pipinya.

Aisyah langsung membersihkan semuanya terutama pakaiannya. Hari ini adalah hari terakhir dirinya bersama keluarganya. Karena Fion telah memberitahukan dirinya bahwa rumah yang telah Fion beli sudah siap untuk ditempati olehnya dan Fion.

Terlihat keluarga Aisyah dan Fion telah berdiri di depan halaman hotel. Mobil yang akan mengantar Aisyah dan Fion juga mulai menunggu. Aisyah dan Fion langsung berpelukan dengan keluarganya dan Aisyah.

"Jagalah Aisyah, jika kau telah melukai perasaannya. Maka kembalikan ke Abi!" tegas Gara sambil menepuk pundak Fion.

"Jangan pernah sakitin adikku, jika kau melakukan itu. Maka nyawamu berada di tanganku!" ancam Bryan sambil menatap tajam Fion.

Gara sangat mempercayai laki-laki yang sudah menghalalkan putri kesayangannya. Bahkan Bryan sangat ikhlas melepaskan adik kesayangannya terhadap pria yang sudah resmi menjadi suaminya.

"Fion, janji!"

-
-
-
-
-
-

~Aisyah Putri Syahwalani~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Aisyah Putri Syahwalani~

-
-
-

~Al-Fiondra~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Al-Fiondra~

(Visual Aisyah dan Fion)

Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang