Aisyah .21.

1.1K 131 4
                                    

Aisyah terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Fion. Pipi yang merah langsung membuat Fion tersenyum, saat bibirnya mengecup pipi kanannya.

"Merah tuh pipi!" ejek Fion sambil cekikikan.

"Menyebalkan!" rutuk Aisyah sambil melepaskan diri dari Fion.

Fion langsung berdiri dan membiarkan Aisyah pergi, meski begitu dirinya masih bingung apa Aisyah siap atau tidak. Berbeda dengan Aisyah yang berada di dalam kamar mandi sambil menghadap kaca, baru ini dirinya memperlihatkan wajahnya ke Fion.

"Ya Allah, awalnya diriku membenci berandal itu. Sekarang aku menjadi istri dari berandal itu," ucap Aisyah pelan.

Aisyah sungguh tak percaya akan takdir dirinya, meski begitu rumit. Perlahan perasaan akan datang untuknya. Fion yang sedang membayangkan Aisyah keluar dengan tidak tertutup karena sudah sah baginya.

Aisyah langsung menggantikan pakaiannya dengan pakaian tidur, Fion yang juga sudah membersihkan diri hanya bisa menunggu Aisyah. Betapa terkejutnya Fion kala Aisyah keluar dengan pakaian tidur serta rambut yang tergerai indah tanpa cadar.

"Ca--cantik ...."

"Hei, jangan melamun!"

Aisyah ingin sekali memukul kepala Fion yang melihat dirinya dengan begitu bingung.

"Bagaimana, kita lakuin sekarang?" tanya Fion begitu jujur sehingga membuat Aisyah melongo kaget.

"Gak, aku lagi dapat!" ketus Aisyah sambil menaiki kasur.

Fion yang mendengar itu langsung kesal dalam hati, padahal dirinya telah menahan. Aisyah yang telah tertidur di kasur langsung di susul oleh Fion.

DEGH!

Aisyah yang sepenuhnya belum pulas tidur langsung terdiam kaku, saat Fion memeluk dirinya dari belakang. Memeluk pinggang miliknya dengan erat seakan kebahagiaan telah dirinya dapat.

"Gue tahu, kalo lho gak siap buat ngelakuin itu. Gue siap menunggu," lirih Fion pelan sambil mengusap wajahnya di rambut hitam Aisyah.

'Maaf, perasaan ini belum menentu. Fion!' batin Aisyah.

Detik ini kesunyian malam membuat Fion dan Aisyah merasakan hawa dingin, Fion yang masih setia memeluk erat pinggang Aisyah hanya bisa membuat suasana romantis.

'Gue akan buat lho jatuh cinta segera, Aisyah!' batin Fion.

Malam ini menjadi hal yang terpenting untuk Aisyah dan Fion. Pernikahan yang telah mengikat mereka sehingga membuat lembaran kehidupan yang baru, meski umur Aisyah masih 20 tahun dan Fion 22 tahun. Baginya cinta akan terus datang meski Aisyah bingung.

_
_
_

Aisyah dan Fion begitu serempak bangun subuh, terlihat mereka akan menjalani shalat lima waktu yaitu subuh. Fion yang sudah berada di depan Aisyah menghadap Kiblat langsung memulai shalatnya.

Fion memang masih baru dalam mengenal Islam, tapi ilmu yang terus Udin ajarkan membuat dirinya perlahan berubah dan taat shalat lima waktu. Setelah menjalani shalat subuh, Fion langsung menghadap Aisyah dan mulai mengaji bersama.

"Hmm, gue panggil Adek mau?" tanya Fion tiba-tiba saat Aisyah ingin memulai mengaji.

"Hah!" sentak Aisyah kaget dengan ucapan Fion.

"Nama panggilan, sayang!" ketus Fion sambil menatap dingin kearah Aisyah.

Aisyah langsung gugup mendengar kata sayang yang mulai Fion lontarkan, ternyata Fion ingin nama panggilan agar mudah berkomunikasi meski gugup terus terjadi diantara mereka.

"Baiklah, panggil aja Aisyah dengan sebutan Adek."

"Nah gitu, lho panggil gue dengan sebutan Mas juga!"

"Iya."

Aisyah hanya bisa mengalah jika Fion mulai memaksanya, bagi Aisyah nama panggilan itu tidak terlalu penting. Tapi jika untuk komunikasi mungkin sedikit berguna.

"Jika adek salah baca, cium pipi sebagai hukumannya!" ketus Fion.

"Hah, mana ada gitu!" sentak Aisyah kesal.

Fion menyeringai licik, begitu kesempatan emas baginya untuk membuat Aisyah jatuh cinta terhadapnya.

"Kenapa, takut?"

"Baiklah, jika mas Fion salah juga. Maka apa yang diinginkan oleh adek harus dituruti!"

Fion langsung mengiyakan tantangan Aisyah, terlihat Aisyah langsung membacakan surah Ar-rahman dengan baik tapi tiba-tiba saja. Aisyah salah baca pas diakhir sehingga membuat Fion langsung tersenyum kecil.

"Ayo, tadi salah!" ejek Fion sambil mencubit pipi Aisyah.




Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang