Aisyah .15.

1.2K 137 3
                                    

POV Zean

Fion terus menjambak rambutku sehingga menyeret diriku hingga ke lapangan kampus, terlihat Aisyah mengejar Fion dan gue. Sebenernya gue sangat mencintai Aisyah karena gue sadar. Semakin gue benci semakin besar perasaan itu datang tanpa permisi.

PLAAK!

Satu tamparan hinggap di pipiku, sehingga terasa panas dibagian kanan. Fion tentunya yang menjadi penyebab, raut wajah yang begitu membenci diriku sungguh besar hingga dia tidak sadar bahwa dia juga terlibat akan masa lalu buruk itu.

"LHO GAK INGET ANGEL!" teriakku keras sehingga membuat Fion terdiam sejenak dan berhenti mencengkeram kerah baju milikku.

"An--gel ...," gumam Fion pelan dengan sedikit terbata-bata saat menyebut nama gadis itu, tapi terdengar olehku.

"Tentu, orang yang telah bunuh diri karena kesalahan lho!" bentakku kali ini.

Aisyah bahkan diam dan terlihat bingung, tentu luka yang sebenernya diriku rasakan adalah luka masa lalu. Fion, ayolah ingat lagi masa lalu buruk yang udah lho sendiri ciptakan.

'Gue, gak akan bikin Aisyah ada ditangan lho lagi!' batinku.

"Siapa Angel?" tanya Aisyah tiba-tiba sehingga membuat Fion dan diriku menoleh serempak menatapnya.

Aisyah Putri Syahwalani, gadis bercadar yang dingin dan tak mudah seorang pun menyentuhnya. Agama gadis itu sungguh kuat sehingga membuat perasaanku bahkan Fion terhalang dengan dinding. Meski diriku belum sama sekali menatap wajahnya, tentu ada mutiara indah yang tersembunyi dibalik cadar hitam itu.

"Angel ...."

"Jangan pernah lho ceritakan!"

BUGH!

Sial, pukulan lagi yang mendarat di bagian perutku. Fion sepertinya tidak ingin menceritakan masa lalu seram itu kepada Aisyah. Mungkin ini bisa dijadikan ancaman agar dia melepaskannya.

"Mudah, lepas Aisyah dari cengkraman tangan lho!" bisikku lembut meski terdengar lemah untuk berbicara tepat ditelinga Fion.

Terlihat Fion langsung terdiam bahkan melenggang pergi tanpa membalas ancaman ini, bagus untukku karena jika dia pergi maka itu berarti setuju untuk melepaskan Aisyah.

"Dia bukan barang ataupun mainan yang direbut. Sampai kapanpun, gue gak akan melepaskan seorang Aisyah Putri Syahwalani. Karena gadis bercadar kampus itu milikku dan hanya mutiaraku!" ketus Fion dingin tanpa menghadap diriku.

Mutiaramu? Tidak akan lama, gadis bercadar itu akan membenci diri lho. Saat tahu masa lalu keji yang udah lho lakuin. Dan gue gak akan melepaskan Aisyah semudah itu, karena gue udah terlanjur mencintai dan akan membuat dia milikku.

'Kita lihat saja, siapa yang akan bersatu dengan Aisyah. Lho atau gue?' batinku sambil menatap punggung Fion yang perlahan menghilang.

"Berjuanglah semampu kalian, jika agama kita masih berbeda maka benteng itu tetap berdiri kokoh untuk membatasi!" ketus Aisyah tiba-tiba.

Benteng itu akan retak karena cintaku, kupastikan hanya karenaku. Agama kita memang berbeda tapi setidaknya perasaan akan menang untuk bersatu.

"Gue bakal jadi mualaf, dan bakal bersatu dengan agama lho. Aisyah!" seruku semangat sehingga membuat semua orang menatap kaget kearahku.

Inilah yang akan terjadi, gue akan merebut hati lho duluan daripada Fion. Karena segera terbongkar rahasia pria bodoh itu tentang Angel suatu saat nanti.

'Gue gak mau merasakan luka lagi!' batinku sambil menatap Aisyah yang mulai kembali memasuki kelasnya bersama Risa.

Semua orang mulai bubar setelah pertengkaran gue dan Fion, tapi tiba-tiba saja seorang gadis dengan penampilan pakaian terbuka dan dandanan yang begitu tebal. Berdiri tepat dihadapanku.

"Siapa lho?" tanyaku dingin saat berdiri.

"Gue Rosa, orang yang membenci Aisyah dan menginginkan Fion menjadi milikku," ucap Risa begitu percaya diri.

"Mau kerjasama?" tanyaku dengan senyum licik.

Rosa terlihat ikut tersenyum devil mendengar tawaran ini. Jika mendapatkan Aisyah dengan baik salah maka cara kotor akan kulakukan.

"Bersedia!"

Cinta Terhalang Keyakinan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang