Otak untuk berpikir.
Yang mana otak banyak memunculkan ide untuk keuntungan sendiri dan orang lain.
Tapi jangan sampai ide itu menjadi ego yang merusak.•
•
•
•
•
🌈🌈🌈
Seketika Fatimah dan Qiana menangis, melihat Umar yang tubuhnya kejang-kejang. Fatimah memegang kedua bahu Umar sembari menyebut nama Umar.
"Umar, kamu kenapa nak? Hiks.."
Tiba-tiba beberapa dokter datang, dan menyuruh Fatimah, Qiana dan Irene untuk keluar. Fatimah duduk dikursi bersama Irene yang kini sedang menenangkan rasa khawatir Fatimah, sedangkan Qiana berjalan bolak-balik didepan ruang rawat Umar.
Bahkan Qiana juga sangat khawatir, dan air matanya keluar begitu saja. Tapi Qiana masih menutup kesedihannya didepan Fatimah.
Ya Allah, aku mohon kepadamu. Jangan buat Umar dalam bahaya, sembuhkan lah Umar. Batin Qiana.
"Qiana duduk lah." Intruksi Jhoni.
Qiana hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya saja. Ia tidak bisa duduk sebelum mendapatkan kabar mengenai Umar.
Tiba-tiba saja Erik datang dengan membawa paper bag berwarna coklat. Dan langsung berjongkok didepan Fatimah.
"Erik." Ucap Irene kala pandangannya melihat sosok Erik.
Sehingga Jhoni, dan Qiana melihat Erik yang kini menatap Fatimah yang menatapnya juga. Sungguh mereka tidak menyangka kalo akhirnya Erik datang.
"Bagaimana keadaan Umar?"
"Kita belum tahu." Jawab Jhoni.
Fatimah hanya diam, dan menundukkan kepalanya kembali. Sedangkan Erik berjalan mendekati Qiana. Tapi tatapan Jhoni tidak sedikitpun mengalihkan ke Erik. Entah kenapa Jhoni bersikap seperti itu ke Erik.
Saat Erik berada di depan Qiana, pintu ruang rawat Umar terbuka, dan datanglah dokter tersebut. Qiana langsung mendekati dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan Umar, dokter?" Tanya Qiana yang sekilas menatap dokter tersebut, lalu menundukkan kepalanya kembali.
"Keadaan pasien semakin parah, kejang-kejangnya ini bisa memperparah pasien."
Qiana menghela nafas, "Jadi bagaimana agar Umar tidak kejang-kejang lagi?"
"Kika harus bisa membuat pasien sadar dengan cepat. Saya juga butuh bantuan kalian, untuk membuat pasien sadar dari komanya. Dengan cara yang membuat pasien respon dengan yang kalian lakukan. Itu bisa membuat pasien cepat sadar, dan kemungkinan besar kejadian tadi tidak terjadi lagi." Jawab dokter tersebut menjelaskan, Qiana yang dari tadi menunduk. Mengerti dengan apa yang dokter tersebut katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Berwajah Dua
Randombidadari berwajah dua. bukan berarti dia memiliki sifat yang baik didepan orang dan jahat di belakang orang. tapi dia memang memiliki dua wajah yang dia simpan wajah cantiknya dan ia tampilkan menjadi wajah yang sangat jelek sekali. • • • yang pena...