🌈 11 🌈

285 38 0
                                    

Perpisahan
Memang memisahkan orang yang kita sayangi, tapi hati yang terikat tidak akan memutuskan suatu hubungan.

🌈🌈🌈

Keesokan harinya..
Irene sudah terlihat sangat cantik, walaupun garis tipis di bibirnya tidak tampak. Tapi tidak mengurangi kecantikan.

Saat ini Irene sedang sedih, karena tidak mendapatkan kabar dari  sahabatnya itu. Bahkan semalam ia sempat menangis, dan sangat marah dengan orang yang sudah jahat ke sahabatnya itu.

Dan sedari tadi Irene masih diam saja duduk di depan cermin, tapi pikirannya yang tidak berhenti berpikir. Bahkan kedatangan orangpun ia tidak tau, hingga akhirnya orang tersebut menepuk bahu Irene dengan pelan, agar Irene tersadar dari lamunannya.

Tapi sayang, usahanya tidak ada hasil. Sehingga orang tersebut sedikit mengguncang kedua bahu Irene, dan membuat lamunan Irene buyar.

Orang tersebut tersenyum menatap Irene, "Kamu kenapa malah melamun?"

Irene malah meneteskan air mata, dan dengan cepat Jhoni mencegat air mata Irene.

"Kamu kenapa malah nangis?"

"Qiana pasti marah sama kitakan hiks..hiks.. Karena itu dia pergi tanpa mengasih kabar ke kita."

Air mata Irene malah banyak keluar, Jhoni mengambil tissue yang ada di meja riasnya, sembari meniup wajah Irene.

"Udah jangan pikirkan itu, mungkin Qiana mau sendiri dulu untuk saat ini. Sekarang ini kamu pikirkan dulu acara perpisahan kita."

"Aku ngga mau ikut perpisahan ini Jhon, kalo ngga ada Qiana untuk apa aku ikut."

"Setidaknya demi aku. Aku orang yang dari dulu udah deket sama kamu, jadi setidaknya pikirkan aku juga."

Irene diam menatap Jhoni yang mana Jhoni juga menatap Irene dengan intens. Tapi Jhoni memegang kedua bahu Irene untuk mengajak mendirikannya.

"Udah jangan sedih lagi oke, nanti setelah ini kita akan cari dimana keberadaan Qiana."

Irene menganggukkan kepala, dan Jhoni tersenyum melihat Irene yang terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

🌈🌈🌈

Di tempat lain ada Qiana dan Assyfa duduk di taman sembari memberi makan makan kelinci. Tapi Qiana malah melamun, dan tangannya yang memegang sayur itu mengarahkan ke kelinci.

Pikirannya saat ini tidak berhenti memikirkan orang terdekatnya. Sedangkan Assyfa yang melihat kakaknya hanya menggelengkan kepala dengan perasaan sedih.

Inilah akibatnya jika membuat suatu rencana untuk menjauhkan kakaknya dari orang terdekatnya. Tapi inilah yang lebih baik, dari pada nanti kakaknya malah tersiksa lagi.

Apalagi orang-orang sudah mengetahui wajah asli kakaknya. Jadi ia tidak mau kejadian dulu terjadi lagi pada kakaknya, ia ingin kakaknya merasa bahagia.

Ia tidak ingin melihat kakaknya tersiksa lagi, cukup sudah 6 tahun menyiksa dirinya. Sekarang ia tidak mau itu terjadi lagi pada kakaknya.

Bidadari Berwajah DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang