🌈 6 🌈

429 41 7
                                    

Karena hanya Allah lah yang maha kuasa atas segalanya.



🌈🌈🌈

Di hari minggu ini, kebanyak orang sibuk dengan urusan masing-masing yang mungkin itu baik untuk mereka ataupun tidak, atau hanya sekedar untuk bersenang-senang dan lainnya.

Tapi gadis ini malah berkutik dengan buku-buku, karena belajar untuk persiapan besok ujian sekolah. Karena itu ia fokus belajar tanpa ada yang mengganggunya.

Bahkan ia tidak berada di kamar belajarnya, tapi berada di perpustakaan. Yang mana ruangannya kedap suara, jadi tidak ada yang bisa mengganggu konsentrasinya, kecuali kedatangan orang.

Sedangkan gadis yang satunya malah sibuk masak untuk nanti makan siang. Kalian pasti tau siapa kedua gadis tersebut, ya mereka adalah Qiana dan Assyfa.

Asssyfa masak di bantu oleh bik Ririn, karena ia belum tau bumbu-bumbunya. Tapi kalo masalah masak ia bisa, tapi sedang asiknya masak, ada pak Retno datang.

"Maaf non, ada cowo nyariin non Qiana."

"Ha." Assyfa terkejut.

Pasalnya Assyfa hanya tau kalo kakaknya itu tidak memiliki teman, tarus yang datang ini cowo? Dan itu membuat Assyfa sangat-sangat terkejut.

"Hmm ya sudah pak, bapak tolong bilang. Kalo kak Qiana ngg ada, bilangin lagi keluar gitu."

Assyfa sengaja berbohong, karena ia tidak mau kalo nanti pria tersebut ngapa-ngapain kakaknya. Apa lagi  kakaknya sedang belajar, nanti takut konsentrasi kakaknya buyar.

"Ya sudah non, kalo begitu saya permisi dulu."

Assyfa menganggukkan kepala, tapi Assyfa mendekati kaca jendela dekat pintu. Untuk melihat siapa pria tersebut. Sungguh Assyfa sangat penasaran sekali dengan rupa pria tersebut.

Sontak Assyfa ternganga melihat pria tersebut, yang ternyata tetangganya. Dia adalah Erik. Bahkan adiknya juga satu sekolah dengan dirinya.

"Wah kak Erik ngapain ya cari kakak?"

Assyfa mengerutkan dahi karena penasaran apa yang pak Retno dan Erik katakan. Sampai-sampai Erik menunjuk ke mobil.

Assyfa menepuk keningnya, karena ia sadar. Kalo kakaknya pergi pasti bawa mobil, tapi mobil ini ada di parkiran rumah.

"Dasar kau Syfa tak pandai berbohong." Gerutunya.

Assyfa terjerit dan terlonjat kaget, karena ada yang menepuk bahunya. Hingga jeritannya terdengar di telinga Erik, dan Erik langsung masuk tanpa permisi lagi.

"Qi-Qiana." Tunjuk Erik.

Qiana langsung menundukkan kepalanya. Lalu berlari menuju kamarnya dan menguncinya. Assyfa menepuk-nepuk mulutnya.

"Dia tadi Qiana kan?"

Assyfa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sembari berpikir mencari ide, agar Erik percaya kalo itu bukan kakaknya.

"Ii-iitu bb-bukan kak Qiana, kak?"

Erik tersenyum miring "Lo tak pandai berbohong, terlihat sekali cara lo bicara."

Bidadari Berwajah DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang