seperti pelangi
Yang menampilkan keindahannya hanya sebentar dan hanya menampilkannya ke orang yang bisa melihat keindahan dirinya•
•
•
•
•
🌈🌈🌈
Pagi hari yang begitu sangat cerah kedua gadis ini sudah terlihat sangat rapi dengan memakai pakaian seragam sekolah yang melekat apik di tubuh mereka dan hijab syar'i yang menambah mereka menjadi sangat cantik. Kedua gadis tersebut adalah Qiana dan Assyfa.
Qiana melihat ke cermin untuk memastikan wajahnya yang sudah ia ubah menjadi sangat jelek seperti biasanya dan Qiana keluar kamar sembari membawa tas dan menenteng masker kain yang akan menutupi wajahnya.
Qiana berdecak saat ia sampai diruang makan yang tidak melihat adiknya diruang makan. Qiana menaruh tas dan maskernya dikursi, lalu pergi menuju kamar adiknya. Baru saja ia mau menginjak tangga, langkahnya terhenti saat dirinya melihat sosok adik yang terlihat sangat manis dan imut.
"Aku pasti akan datang kak, kakak jangan susah-susah menyusul ku."
Qiana hanya tersenyum saja, lalu kedua gadis ini pergi keruang makan dan mulai makan dengan keadaan hening. Sedangkan asisten rumah menyiapkan bekel untuk Qiana dan Assyfa.
"Ini non bekel untuk kalian."
"Terimakasih ya bik."
"Sama-sama non Qiana."
Nama asisten rumah tersebut adalah bik Ririn. Setelah kedua gadis ini makan, Qiana dan Assyfa menaruh piring dan gelas kotor mereka di wastafel. Qiana dan Assyfa menggendong tas mereka sembari membawa bekel mereka masing-masing, lalu pergi kesekolah diantar oleh supir rumah.
Pertama kali yang sampai disekolah adalah Assyfa. Assyfa mencium punggung tangan kakaknya.
"Kak, aku duluan ya, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Assyfa keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke kakaknya, sedangkan Qiana hanya tersenyum saja. Lima menit kemudian Qiana sampai di sekolah, sebelum keluar Qiana memakai masker. Lalu keluar dari mobil.
"Terimakasih ya pak."
"Sama-sama non."
Qiana masuk ke area sekolah dan berjalan sendiri. Setiap Qiana berjalan sendirian, pasti ada yang membicarakannya. Tapi Qiana cukup mengucapkan istighfar saja dan menahan semua cercaan yang teman-temannya lemparkan.
"Lihat tuh Qiana buruk rupa."
"Halah biarin aja, siburuk rupa itu."
"Siburuk rupa itu sok alim banget."
"Caper tu si buruk rupa dengan sikapnya."
Sesampai dikelas, Qiana duduk sembari menyiapkan topi untuk upacara. Qiana hanya mengelurkan buku untuk dia baca sembari menunggu bel untuk upacara nanti.
Qiana saat ini sedang membaca cerita nabi yang pertama melihat surga dan neraka. Qiana bukan saja senang membaca novel roman atau novel fantasi atau yang lainnya, tapi Qiana sangat senang sekali membaca cerita kisah nabi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Berwajah Dua
Randombidadari berwajah dua. bukan berarti dia memiliki sifat yang baik didepan orang dan jahat di belakang orang. tapi dia memang memiliki dua wajah yang dia simpan wajah cantiknya dan ia tampilkan menjadi wajah yang sangat jelek sekali. • • • yang pena...