🌈 5 🌈

478 37 16
                                    

Serapat apapun rahasia yang kalian simpan, akan terbongkar juga nantinya.


🌈🌈🌈

Siang berganti dengan malam. Yang mana malam ini hujan membasahi sebagian kota yang ada dibumi termasuk di kota Kayuagung.

Ada gadis yang saat ini sedang belajar seperti biasanya untuk mempersiapkan ujian sekolah minggu depan. Tiba-tiba saja ada yang memeluknya, hingga kegiatan belajarnya terhenti.

"Kakak, aku takut sekali dengan petir."

Gadis tersebut tersenyum dan membalas pelukan adiknya. Lalu gadis tersebut mematikan ponselnya dan membawa adiknya duduk di sofa.

Kedua gadis tersebut adalah Qiana dan Assyfa. Saat mereka duduk, Assyfa memeluk kakaknya lagi. Qiana membalas memeluk adiknya.

"Jangan takut, apa kamu sudah menerapkan apa yang kakak ajarkan ke kamu?"

"Sudah kakak, tapi aku masih takut."

Qiana mengusap pungguh adiknya yang gemetaran, Qiana mengerti dengan ketakukan yang adiknya rasakan.

Lama mereka berpelukan, dan hujan juga sudah reda. Bahkan suara petirpun tak terdengar lagi, Qiana melihat adiknya yang tertidur.

Qiana menidurkan adiknya di sofa dengan pelan agar tidak terbangun. Dan tidak mungkin Qiana membangunkan adiknya hanya untuk tidur di kasur, nanti takutnya Assyfa tidak bisa tidur lagi.

Qiana mengambil selimutnya, lalu menyelimuti adiknya. Setelah itu Qiana mengambil buku, untuk menaruhnya di meja dekat sofa, dan melanjutkan belajar. Karena masih ada satu jam lagi ia akan tidur.

Qiana belajar begitu fokus, sampai-sampai ia ketiduran.

Beberapa jam Qiana tidur, ia tebangun tepat jam dua. Karena seperti biasanya ia akan bangun untuk mengerjakan sholat tahajud.

Qiana tersenyum melihat adiknya yang tertidur pulas dan tidak tega untuk membangunkannya. Lalu Qiana pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu Qiana mengerjakan sholat tajahud sekaligus sholat witir dengan khusyuk.

🌈🌈🌈

Disaat USBN semakin dekat, guru-guru tidak masuk kelas. Dikarenakan guru-guru sering rapat, ada yang buat soal dan di tambah lagi ada tamu dari luar sekolah sering datang ke sekolah. Sehingga guru-guru terlihat sangat repot.

Saat ini Qiana seperti biasa duduk di tempat kursinya untuk belajar. Walaupun Qiana lihat teman-temannya yang terlihat sangat santai sekali. Tapi Qiana tidak begitu perduli, toh mereka juga tidak menganggap dirinya teman. Hanya Irene dan Umar saja yang menganggapnya teman saat ini.

Baru saja Qiana mengerjakan soal yang di kasih tutor, tiba-tiba Irene datang dengan membawa dua kotak susu dan memberikannya ke Qiana satu.

"Ini untuk kamu."

"Terimakasih Irene, tapi aku tidak akan meminumnya. Tapi nanti aku akan kasihkan saja ke adik aku, dia suka sekali minum susu."

"Kamu punya adik?"

"Iya, Namanya Assyfa, biasanya di panggil Syfa."

"Oooh boleh dong nanti aku ketemu sama adik kamu."

Bidadari Berwajah DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang