🌈 9 🌈

415 39 11
                                    

Pembalasan Allah lebih pedih dari pada pembalasan yang kalian  berikan kepada mereka. Lebih baik kalian memaafkan mereka dan biarkan Allah yang menghukum kejahatan mereka.


🌈 BidadariBerwajahDua 🌈

Hari berganti sangat cepat sekali, dan hari yang mereka tunggu-tunggu telah datang. Hingga mereka semua bersiap-siap untuk menghadiri acara dinner mereka, di suatu tempat yang sudah menjadi tempat mereka untuk menuntut ilmu.

Dilain tempat ada kedua gadis yang sudah siap dengan pakaian mereka yang terlihat sangat cantik sekali. Tapi sayangnya salah satu diantara gadis tersebut harus menutupi kecantikan sebenarnya.

Kedua gadis ini sekarang sedang menunggu jemputan. Kalian tau lah siapa kedua gadis tersebut, ya kedua gadis tersebut adalah Qiana dan Irene. Assyifa yang baru saja masuk ke kamar kakaknya, langsung ternganga melihat kedua gadis di depannya yang terlihat sangat cantik sekali.

Tapi ia merasa sedih melihat kakaknya yang harus menutup wajah cantiknya. Karena ia tidak mau membuat kakaknya khawatir maka ia berpura-pura bahagia.

"Wah cantik sekali sih kalian berdua sampai terpukau diriku melihat kalian."

"Kamu ini, kita berdua biasa aja ko. Semua wanita itu cantik, jadi jangan puji gitu lah." Balas Irene gemas dengan adik yang sekarang ini menjadi sahabatnya.

Assyfa hanya terkekeh saja dan Qiana malah tersenyum. "Oh ya kak nanti pulang jam berapa?"

"Sekitar jam 10 mungkin, kak juga ngga tau dek." Jawab Qiana.

"Mau lama juga ngga apa-apa sih kak, yang penting kakak tuh bisa jaga diri disana, dan jangan khawatirkan aku di sini, karena nanti ada Amel mau menemani aku." Cerocos Assyfa, sehingga Irena mencubit kedua pipi Assyfa dengan gemas.

"Sungguh kau ini sangat menggemaskan Syfa."

"Aku memang menggemaskan, terimakasih ya kak Irene atas pengakuannya hihihi.." kekeh Assyfa.

Tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan bik Ririn, "Maaf non di ruang tamu ada cowok, namanya Jo Jo gitu."

"Itu pasti Jhoni, terimakasih ya bik." Sambar Irene.

"Sama-sama non, kalo begitu bibik permisi pergi ke dapur dulu."

Qiana hanya tersenyum sembari mengangguk. Lalu Qiana dan Irene mengambil tas selempang, lalu bergegas ke luar meninggalkan kamar. Tapi Irene sudah duluan ke luar, sedangkan Qiana masih bicara sama Assyfa.

"Kamu jaga diri ya dek."

"Iya kakak tenang aja."

Qiana mencium pucuk kepala adiknya, "Assalamu'alaikum." Ucap Qiana.

"Wa'alaikumussalam." Balas Assyfa yang tersenyum menatap kepergian kakaknya. Assyfa melihat ke kaca kamar kakaknya yang melihat kakaknya sudah pergi bersama mobil mewah.

Bidadari Berwajah DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang