🌈 21 🌈

132 13 10
                                    

Satu pengorbanan membawa banyak kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu pengorbanan membawa banyak kebahagiaan.



🌈🌈🌈

Satu Minggu setelah Qiana menerima lamaran dari Umar. Saat ini Qiana bersama keluarga sudah ada di Indonesia, yang mana mereka semua membersihkan rumah saat ini. Karena kedatangan malam ini akan ada keluarga Umar.

Qiana bersama Assyfa memasak cake, sedangkan Naina bersama satu asisten rumah memasak makanan yang enak. Dan Nadhif berserta asisten lain membersihkan rumah.

Pertemuan kedua keluarga ini harus berjalan lancar, dan jangan sampai ada yang terhambat sedikit pun. Karena itu tidak baik nantinya.

Sedari tadi Assyfa tak henti-hentinya menggodai sang kakak yang saat ini malu akibat gombalan yang Assyfa berikan.

"Syfa tidak sabar melihat hari dimana kalian dinyatakan sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai, dan saling menyayangi." Perkataan Assyfa benar-benar sangat lebay di pikirkan Qiana. Tapi pipi Qiana semakin merah saja.

Naina yang berada di dekat mereka terkekeh saja, begitu juga asisten rumah. Sungguh Qiana menginginkan Assyfa untuk menghentikan gombalan yang tak kuat Qiana menahan malu.

Ditempat lain, ada Umar bersama sang bunda yang akan membeli sesuatu untuk nanti malam mereka berikan ke keluarga Nadhif. Sudah satu jam mereka berkeliling, dan baru dua barang mereka dapatkan.

"Bunda, kita istirahat dulu. Biar bunda ngga kelelahan."

Fatimah adalah nama dari sang bunda Umar, yang menurut dan tersenyum dengan Umar. Mereka berdua kini duduk di sebuah cafe yang ada di mall untuk memesan minuman juga.

Umar duduk berhadapan dengan sang bunda setelah memesan minuman tadi. Fatimah memegang tangan Umar, yang mana Umar hanya diam sembari tersenyum.

"Apakah setelah kamu menikah, kamu akan meninggalkan bunda lagi?"

Umar diam, dia tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan sang bunda. Apakah dia akan meninggalkan sang bunda atau dia bersama sang bunda. Apalagi Umar mengetahui dari Qiana, bahwa perusahaan yang sedang papanya pegang, akan di pegang oleh menantu nanti.

Dan perusahaan itu berada di Korea, yang jauh dari Indonesia. Siapa yang harus Umar pilih? Bundanya atau mertuanya nanti.

"Bunda, saat ini Umar belum bisa untuk memutuskan. Dan bunda, walaupun jarak Umar dan bunda jauh. Kita bisakan saling komunikasi lewat ponsel, dan Umar pasti akan menemui bunda. Jika bunda ingin bertemu dengan Umar. Jadi, bunda jangan bersedih dan jangan khawatir."

Bidadari Berwajah DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang