🌈27🌈

205 14 13
                                    

Cinta itu indahJika dijalankan karena AllahJangan obsesi dan jangan egoisMaka jalani cinta dengan seadanya, agar tidak terlalu sakit nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta itu indah
Jika dijalankan karena Allah
Jangan obsesi dan jangan egois
Maka jalani cinta dengan seadanya, agar tidak terlalu sakit nantinya.


🌈🌈🌈

M

alam ini Qiana sedang tiduran, setelah bergelut dengan hafalannya. Sedangkan Irene yang dari tadi belum selesai juga video call bersama Jhoni. Ingin sekali Qiana bertanya ke Jhoni, sedang apa Umar sekarang? Tapi Qiana merasa malu. Sehingga Qiana tidak jadi bertanya.

Qiana memandang plafon kamar yang berwarna putih, dengan otak memikirkan pernikahan yang akan terjadi beberapa jam lagi. Ia akui, kalo dirinya merasa sangat bahagia. Bahkan Qiana mengucapkan syukur yang begitu dalam kepada Allah.

Pernikahan yang akan dilaksanakan dikediaman almarhum kakeknya, dan acara resepsi yang akan dilaksanakan selama dua hari di hotel. Dengan pakaian yang berbeda-beda, ah itu semua akan membuat Qiana merasa lelah. Tapi lelahnya menghasilkan kebahagiaan untuk semuanya, terutama untuk Qiana dan Umar.

Senyum yang dari tadi terbit, seketika pudar. Kala teringat dengan perkataan Umar, kalo mereka berdua sedang dalam bahaya. Entah siapa orang yang bersikap jahat kepada mereka.

Tiba-tiba suara telpon Qiana berbunyi, Qiana mengubah posisi menjadi duduk sembari menyandar di kepala kasur. Qiana mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Yang mana Qiana langsung menggeser tombol hijau, ketika nama yang tertera di ponselnya adalah papa.

📱

"Assalamu'alaikum papa."

"Wa'alaikumussalam Qiana. Kamu keluar sekarang, Karena kamu harus tahu sesuatu yang tidak kamu sangka."

"Iya papa, Qiana sebentar lagi akan keluar."

"Oke, wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

📱

Sambungan telpon pun terputus oleh Nadhif.

Irene yang melihat Qiana mengerutkan dahi karena bingung. Sehingga Irene ikut keluar bersama Qiana dengan ponsel yang masih menggambarkan seorang Jhoni yang sedang duduk di sofa.

Irene mengecilkan volume suaranya, hingga Irene berhenti tepat di samping Naina yang kini sedang duduk bersama Qiana. Padahal Naina menyuruh Irene untuk duduk, tapi Irene hanya mengangguk tersenyum saja.

Bidadari Berwajah DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang