🌈 15 🌈

151 19 60
                                    

Balas dendam sama seperti mereka yang udah nyakitin hati kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Balas dendam sama seperti mereka yang udah nyakitin hati kita. Jadi intinya kalo kita balas dendam sama jahatnya.

🌈🌈🌈

Sesampainya Qiana di rumah sakit, dan berdiri di depan pintu ruang rawat kakeknya. Sedari tadi hatinya tidak begitu tenang, mata yang sudah berkaca-kaca.

Hingga Keluarlah dokter yang bernama Anton dengan wajah tertunduk. Qiana sudah sangat penasaran sekali dengan kabar mengenai kakeknya.

"Keadaan kakeknya saya gimana dokter?"

"Maaf, kakek anda sudah meninggal sebelum datang kesini."

Seketika air mata Qiana keluar begitu saja. Kedua tangan berada di depan bibir yang tertutup kain chadar. Lalu berlari masuk ke ruang kakeknya.

Qiana berdiri didepan berankar kakeknya. Lalu memegang tangan kanan kakeknya sembari mencium.

"Kakek."

Suara Isak tangis Qiana semakin terdengar, kain chadar yang menutupi wajah cantiknya menjadi basah.

🌈🌈🌈

Keesokan harinya Shaka baru di makamkan, karena menunggu kerabat dan kedua orang tuanya terlebih dahulu. Yang sekarang sudah datang.

Air mata Qiana terus keluar, melihat kakeknya yang di makamkan. Bahkan sekarang Qiana berpelukan dengan papanya yang sedih juga melihat orang tuanya yang pergi.

Hampir dua jam keluarga besar Shaka masih di makam Shaka, sedangkan orang-orang yang hadir dalam pemakaman sudah pergi semua.

Hingga akhirnya mereka memutuskan pulang ke rumah milik Shaka. Dan saat sampai Qiana dan Assyfa langsung pergi ke kamar milik Qiana tempati.

Tapi terkejut saat Zeya dan Zila tidak ada di kamarnya. Entah pergi kemana Zeya dan zila, tapi mereka berdua meninggalkan jejak berupa kertas yang ada di nakas.

Qiana mengambil surat tersebut, lalu duduk di pinggiran kasur sembari membuka kertas yang terlipat apik.

Assalamu'alaikum kakak cantik

Zeya dan Zila sangat berterimakasih kepada kakak yang sudah bantu kita berdua. Maaf kita banyak merepotkan kakak, dan maaf kita pergi tanpa pamit. Tapi melalui surat ini kita berdua bisa pamit ke kakak.

Bidadari Berwajah DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang