harus ada cinta yang lebih besar, yakni cinta kepada Allah dan Rasulullah.
•
•
•
•
•
🌈🌈🌈
Setelah makan malam bersama, Qiana dan Assyfa tidur bersama di kamar yang Assyfa tempati. Yang mana saat mau pulang, Assyfa meminta ke kakaknya untuk tidur bersama.
Qiana tidak bisa menolak dengan adik manjanya itu, yang malah akan membuat adiknya sedih kalo dirinya tidak menuruti sang adik yang ingin berdua bersama.
Saat ini kedua remaja sibuk dengan masing-masing, Qiana sibuk dengan ponselnya yang terdapat pesan dari sahabatnya. Qiana tidak menyangka bisa mendapatkan sahabat seperti mereka saat ini.
Qiana mengklik pesan dari sahabatnya. Yang ternyata pesan itu satu jam yang lalu, lalu Qiana membalasnya. Beberapa menit kemudian entah kenapa senyum di bibirnya membentuk garis lengkung.
Qiana menggelengkan kepala saja mendapatkan pesan dari sahabatnya ini. Yang sepertinya kurang kerjaan, tapi entah kenapa hatinya begitu bahagia.
"Umar aneh." Ucapnya yang senyum.
Hingga otaknya terpikir akan sesuatu yang mana Umar sangat baik sekali, senyum yang manis dan tampan. Banyak yang mengejar Umar, dari temen seangkatan, adik kelas dan bahkan guru.
Tak heran Umar banyak penggemar, yang mana Umar juga pintar, walaupun ia tidak satu kelas. Tapi itulah yang Qiana dengar saat melewati orang-orang yang membicarakan Umar.
Bahkan juga Umar tidak pernah meninggalkan sholat lima waktunya, karena sudah terlihat sekali di sekolah yang mana Umar sering ada di mushola sekolah untuk melaksanakan sholat wajib dan Sunnah.
Senyum Qiana yang dari tadi mengembang, kini menggelengkan kepala dengan mengucapkan istighfar karena otak yang terpikir akan orang yang bukan mahram untuknya.
Qiana meletakkan ponselnya di atas nakas, lalu mengambil buku cerita yang ada di atas nakas juga. Qiana membuka lembaran kertas dengan jari lentiknya hingga jari itu kini berhenti pada suatu lembaran yang penuh dengan huruf.
Lalu membacanya dengan senyum yang tiba-tiba mengambang.
Sebuah pernikahan berlangsung sederhana di Kota Madinah, di era Rasulullah. Pernikahan antara dua Sahabat nabi dari suku Aus, yakni Handhalah dan Jamilah. Jika semua kebahagiaan di dunia ini dikumpulkan, mungkin tak lebih besar dari kebahagiaan keduanya di hari itu.
Baik Handhalah dan Jamilah diliputi rasa cinta tak terkira. Begitu akad sah, keduanya dipertemukan kali pertama. Bertemulah dua cinta sejati lagi murni. Menyempurnakan separuh agama dengan saling mencintai, beribadah dengan saling mencumbu, berjanji akan saling setia hingga mati.
Namun takdir telah mencatat dengan cerita cinta berbeda. Sebesar-besarnya cinta manusia, harus ada cinta yang lebih besar, yakni cinta kepada Allah dan Rasulullah. Handhalah dan Jamilah pun diuji dengan cinta hakiki tersebut.
Seketika senyum yang menghiasi wajah Qiana malah menjadi sedih, kala membaca cerita yang membuat dirinya juga merasakan apa yang dirasakan oleh kedua orang yang sudah pernah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Berwajah Dua
De Todobidadari berwajah dua. bukan berarti dia memiliki sifat yang baik didepan orang dan jahat di belakang orang. tapi dia memang memiliki dua wajah yang dia simpan wajah cantiknya dan ia tampilkan menjadi wajah yang sangat jelek sekali. • • • yang pena...