"Kamu adalah matahari yang akan terus bersinar di langitku, menerangi setiap kegelapan dunia yang bahkan belum terjangkau siapapun, menghangatkan dengan kehadiranmu. Tapi jika waktumu berganti, aku tetap disini, menunggu sang malam berganti menjadi...
Aku menarik Gracia membawanya ke atas rooftop setelah kejadian tadi. Kejadian dimana semua orang menatap kita berdua saat jatuh dengan posisi yang cukup intim.
Aku membawanya ke kesini.
Entahlah, aku juga tak tau kenapa dengan mudahnya tanganku menariknya kesini.
Kakikulah yang seakan menuntun ku kesini.
Di tempat ini.
Tempat yang penuh akan kenangan ku dengannya.
"Kak Shani ngapain narik aku kesini?" tanyanya saat kita berdua sudah duduk di kursi.
"Kamu fikir aja sendiri"
Dia terdiam lalu menaruh tangannya diatas dagu sambil mengetuk-ngetuk pelan seolah berfikir.
Dasar bodoh, bisa-bisanya dia tak mengerti maksudku.
"Kak Shani mau ngajak aku balikan??" tanyanya yang membuatku langsung membelalakkan mata.
Aku menatapnya tajam.
"Saya nggak sudi balikan sama kamu. Kamu fikir saya mau gitu sama kamu setelah apa yang udah kamu lakuin ke saya?"
"Kamu tau gimana rasanya diselingkuhin??kamu tau gimana hancurnya saya waktu kamu bilang kamu cinta sama Misellia??kamu tau seberapa menyesalnya saya pernah memperjuangkan kamu??" kataku sambil menatapnya tajam dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Saya sebenernya gak mau deket-deket sama kamu lagi tapi kenapa waktu dan keadaan seolah membuat saya selalu bertemu dengan kamu??itu semakin menyakitkan buat saya, bahkan melihat wajah kamu pun saya merasa sakit" kataku lagi yang saat ini mulai meneteskan air mata.
