Chapter - 25

26 1 0
                                    

Suara tembakan bergema di seluruh penjuru kota, puing-puing rerutuhan gedung mewarnai kota ini, kemana mata memandang hanya kehancuran yang Luis lihat. Hari ini adalah hari kelimanya berada di korea, minggu lalu ia turun di batas kota Seoul menggunakan helikopter.

Secara resmi Uni Eropa tidak ikut campur dengan perang sipil di negeri ini, namun secara tidak resmi kami mensuplai Liga Kebebasan dengan Materiel, mereka adalah salah satu Faksi dengan ideologi Demokrasi.

Itu yang menjadi alasan tiada yang boleh mengetahui siapa kami, kalau keadaan mulai stabil barulah eropa bisa menurunkan tentara untuk menstabilkan negara ini, namun sebelum itu semua bisa terjadi, aku harus bekerja keras.

Bersama 4 orang lainnya Luis di kawal oleh pasukan khusus, mereka sudah terlatih dalam misi klandestine. Luis mulai kehabisan napas ia begitu kelelahan berjalan tanpa henti seharian ini, apalagi ia harus memikul beban berat, tidak seperti biasanya dimana ia mengenakan jas, bekerja di lapangan seperti ini ia harus membaur menjadi seorang tentara, mereka saat ini berpura-pura sebagai tentara bayaran, ia juga mendapatkan pelatihan untuk operasi ini.

"Mari beristirahat sebentar Belgium" Jelas Luis kepada Belgium yang sedang mengintip melalui jendela di reruntuhan gedung, hanya Belgium pengawal pribadi yang ia kenal, sisanya adalah orang asing. Meletakan Riflenya di sebelahnya Luis terduduk di tangga yang hancur. Musim panas ini rasanya membakar tubuhnya, ia tak terbiasa dengan udara panas seperti ini. Melepaskan helm dan membiarkan rambut coklatnya terkena angin, ia lalu membuka shemagh yang menutupi setengah wajahnya terbuka.

"Berapa lama lagi kita akan sampai Letnan?" Tanya Luis membuka Armor Cariernya mengambil sebungkus rokok.

"Kalau kita terus berjalan malam ini, harusnya akan sampai besok pagi Senator" Komentar bawahannya.

"Harusnya kita bertemu dengan informan kita bukan dimana dia?"

"Itu yang saya tak tau Senator, harusnya kita sudah bertemu dengan dia kemarin?"

"Aku sangat tak menyukai ini, ia terlalu mencurigakan bagiku"

"Kenapa dengan informan kita?" Tanya Belgium.

"Aku merasakan perasaan tak mengenakan saat membaca dokumen tentang dirinya, terlalu banyak red flag bagiku"

"Kenapa Anda tidak mencari informan lain saja?" Tanya Letnan tersebut sambil mengintip melalui reruntuhan.

"Mudah di ucapkan sulit untuk di lakukan Letnan, hanya dia informan kita saat ini, mari berharap dia takan mengkhianati kita" Ucap Luis mematikan rokoknya di lantai dengan menginjaknya. "Ayo, kita harus sampai besok, kuharap malam ini kita sampai di kordinat"

"Siap Senator" Balas Belgium, Berjalan melalui reruntuhan gedung, Luis menunduk melewati lubang kecil. Belgium berada di depan sebagai Pointman, ia yang paling jago membaca peta dan mampu bergerak di perkotaan dengan mudahnya. Sejauh mata memandang tak banyak orang di sini, hanya beberapa kali kami bertemu dengan orang sipil, sepertinya mereka tetap tinggal di rumah mereka walaupun tempat ini menjadi zona perang sekalipun.

Jadi disini negara tempat dimana lahirnya Kim, kurasa inilah alasan kenapa ia kembali, kurasa tak mungkin ia membiarkan negara ini hancur begitu saja, masa lalunya ada disini, ia menolak untuk diam karena ia mampu menjadi sebuah perubahan, kurasa ia takan membiarkan negara kelahirannya hancur begitu saja oleh ayahnya. Kim terpanggil, kenapa aku hanya menyadarinya saat ini, namun selama aku bersamanya, akupun merasakan apa yang ia rasakan, ia terasa tak pernah tenang, seolah sesuatu sedang mengganjal hatinya.

"Dan aku memilih untuk diam" Gumam Luis sambil memandang mall yang hancur, lubang besar terlihat melubangi dinding gedung ini, mereka mulai memasukinya.

(18+) Digital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang