Chapter - 2

824 9 0
                                    

Luis baru saja selesai mengerjakan tugas kuliahnya, matanya masih terasa segar walau tidak tidur selama 4 hari lebih, kenapa Luis bisa tahan 4 hari karna sebuah pil khusus walau efeknya sedikit high, ia bisa tahan bekerja lama. dia bahkan tidak pulang-pulang ke apartemennya. Ya dia tetap mandi kok dan dia membawa baju ganti juga. Sambil menenteng sekaleng kopi cafein tinggi, sambil merokok Luis menatap apartemen ini. Apartemen ini begitu dekat dengan kampus, bersebelahan saja, makanya orang banyak menyewa disini.

Suasana Apartemen ini begitu sunyi, Luis baru ingat ini adalah malam minggu kebanyakan dari mereka sedang keluar ada yang ke bar, dan kebanyakan dari mereka mampus mabuk ngewe di diskotik, saking sibuknya sampai sampai lupa hari. Lampu lorong mulai hidup mati berkedap-kedip seperti biasa namun efek sunyi ini membuatnya merinding, gedung ini terlewat rongsok aku tau disini di subsidi tapi harusnya tak sesampah ini. Dan jujur lorong ini sangat kotor kadang, berserakan sampah-sampah. Dindingnya juga kotor penuh graffiti, ya kalau graffitinya bagus okelah ini total sampah.

Akhirnya ia sampai, di depan pintu apartemenya, kenapa ia dapat di ujung lorong ini sih, sudah jauh jalanya, apalagi elevator untuk naik ke lantai tiga ini sedang rusak . Luis sedikit terengah-engah karena harus naik tangga, ia kadang menyesal dapat tempat di lantai setinggi ini. Mungkin ia bisa minta saja pindah ke apartemen lain bersama temannya.

Dan berbicara soal Kim dia sudah lama tak bertemu dengan dirinya, Luis akhir-akhir ini jadi terbayang pertemuanya di Hooter, dan senyuman tulus Kim saat itu benar-benar membuat dirinya tersipu, dia memang menggemaskan, Luis langsung menampar wajahnya pelan, ia sepertinya salah pikir kenapa ia tiba-tiba memikirkan Kim, Kim sekarang memang perempuan, dia memang imut tapi tidak merubah sifatnya yang judes dan menjengkelkan.

Ia memasukan kunci pintu, bayangkan di jaman sekarang masih menggunakan kunci pintu, sekarang adalah jaman elektronik, semuanya serba otomatis, kenapa aku harus menggunakan teknologi purba ini, tapi ya mau gimana lagi namanya saja Apartemen murahan. membuka pintunya dan mendapati lampu kamarnya gelap, kenapa seperti ini biasanya tidak gelap sepert ini, sepertinya ada yang aneh. Dari dalam ruangan kamar, kamar Luis dan Kim di gabung jadi satu, bedanya mereka memiliki ranjang masing-masing, oke jadi dari dalam kamar terdapat suara televisi statik begitu berisik, volumenya begitu kencang. Cahaya televisi satu satunya menjadi penerang di kamar. Dimana Kim pikirnya.

Luis melepaskan sepatunya, sebenarnya ia tak suka melepaskan sepatu kalau berada di dalam rumah, namun Kim pernah ngomel-ngomel soal kotor, dan dia bilang kalau dia cape bersihin, dan kurasa itu point yang benar, jadi aku mengikutinya saja.

Saat aku melepaskan sepatu dan mulai melangkah kan kakiku kedalam kamar. Aku mendapati seluruh isi kamar berantakan di lantai, Aku bermanuver untuk tidak menginjak barang, dan apakah ini barang milik ku?

Aku mulai mengecek, dan rupanya bukan ini barang milik Kim, beberapa terlihat hancur terhempas tak karuan, namun anehnya hanya barang milik Kim. Tak ada barang ku sama sekali, terlihat bagian kamarku bersih tampa sehelai debu dan gangguan. Aku mulai panik saat ini, bukan masalah barang tapi dimana Kim. Apakah dia baik-baik saja apa yang sedang terjadi sebenarnya?

"Kim?" Panggil Luis pelan, suaranya bergetar, ia secara tulus saat ini benar-benar khawatir terhadap Kim. Ada batasan kebencian seseorang, dia benci tidak seratus persen benci begitu saja, sebagai manusia tentu saling memperhatikan juga di akhir.

Telinga Luis mulai menangkap rintihan kecil, Kakinya mulai masuk kedalam, cahaya redup televisi membantu pengelihatan, walau tidak begitu bisa melihat sekitar ia harus mencari tombol lampu tak tau dimana tapi harus di cari, Suara tangisan itu mulai terdengar lebih jelas semakin masuk kedalam kamar Luis mendengar semakin jelas dan makin khawatir juga dia, walau tertutup suara televisi Luis yakin ini adalah suara tangisan.

(18+) Digital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang