(18+) Digital Love

Chapter - 20

Udara sore berhembus lembut, memanjakan dirinya, bersandar di pagar besi di teras atas rumah Luis, Setelah Luis mengajaknya untuk bertunangan, secara resmi ia pindah dengan Luis di Mansion milik keluarga Luis. Sudah satu minggu lamanya ia menghabiskan waktunya disini. Minggu lalu Luis membawanya pindah dari apartemennya, harus ia akui Luis adalah orang yang lihai juga dalam menyembunyikan rahasia.

Mansion ini adalah salah satu yang terbesar di distrik ini, Kim juga baru saja pindah ke distrik ini, distrik memiliki kepolisian dan keamanan tersendiri, mayoritas di huni oleh orang dari Uni Eropa. Ia masih bingung bagaimana ayah Luis bisa dengan mudah memasukan dirinya kesini, karena secara tidak resmi distrik ini adalah Uni eropa itu sendiri.

Menyalakan rokoknya Kim sudah merasa bosan disini. sudah satu Minggu lamanya ia tinggal serumah dengan Luis. Memang sebelumnya ia sudah tinggal serumah, tapi rasanya kalau tinggal di rumah seperti ini lebih berbeda. Rumah ini juga memiliki pekarangan yang sangat Luas. Ia jadi teringat Mansion milik keluarganya di Vermont. Bedanya disana selalu bersalju.

Sesekali ia melirik kearah cincin dijemarinya, ia tertawa kecil kesenangan membayangkan hari pernikahan mereka. Seperti kata Luis mereka akan menikah ketika sudah wisuda. Kim masih tak menyangka rupanya Luis benar-benar serius untuk menikahi dirinya, rupanya hidupnya menjadi berbeda setelah ia bersama Luis.

Sekarang Luis sedang mengurus dokumen milik ku, rasanya menjadi begitu membosankan kalau tidak ada Luis, padahal dia kan bisa saja menyuruh orang lain untuk mengurus dokumen milik ku. Tapi katanya dia tak ingin orang lain yang mengurus hall sepenting ini. Dasar Luis.

Langkah ku berjalan keluar dari kamar Ku dan Luis, rumah ini begitu luas saat aku keluar dari kamarku, lorong panjang dengan puluhan pintu dan arsitektur bergaya eropa ini begitu indah, lukisan, patung, ornamen-ornamen yang menghiasi, aku tak bisa membayangkan berapa harga dari mansion ini sebenarnya. Mansion ku juga bagus sebenarnya di Vermont sana, tapi tetap tidak sebagus tempat ini.

Aku juga memindahkan brankas senjata milik ku, dulunya aku ingat sekali saat aku pindah ke negara ini, tanteku yang juga tinggal di negara ini terkejut ketika mengatahui aku tidak membawa berbagai macam senjata, ia memaksaku sampai memarahiku, harus ku akui keluarga ini memang aneh, kadang aku masih tak mengerti apa gunananya kalau aku membawa senjata seperti itu, ya tentu saja sesekali aku masih berlatih menggunakannya, tapi kan kalau hanya di gunakan untuk berlatih sama saja tidak ada gunanya, sekarang aku akan menikahi Luis, kurasa aku memang akan meninggalkan tradisi keluargaku secara menyeluruh. Mereka pernah berkata siapapun akan merasakan medan pertempuran, sampai sekarang aku belum merasakananya, kurasa itu hanya takhayul saja.

Mungkin kemarin aku terlalu banyak pikiran sampai berpikir hendak ke korea. Sudahlah apa yang Luis ucapkan ada benarnya, aku tidak bisa melakukan apa-apa bukan. Berbicara tentang brankas senjata itu, dimana ya mereka meletakannya, aku inginnya sih ditaruh di kamar kami, tapi kepala security mansion menolak keras, bahkan ketika Luis mencoba meyakinkannya, mereka berkata bahwa regulasi serta hukum dari Uni Eropa berlaku disini, jadi senjataku di amankan di armory.

Akhirnya aku menemukan seorang pelayan wanita. Aku ingin menanyakan dimana keberadaan brankas senjataku.

"Selamat sore nona muda" Ucap Seorang gadis muda, ia adalah pelayan dengan pakaian Maid yang menggemaskan.

"Sore" Balas Kim sambil tersenyum.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Bisa antarkan aku ke armory, aku hendak mengecek senjata ku"

"Tentu saja, silahkan ikuti saya" Ucapnya.

Tak jauh dari sini ia di antarkan menuju lift, ngomong-ngomong udara disini lumayan hangat ya, untung Kim hanya mengenakan celana pendek dan kaos, kalau baju yang sedikit tebal bisa-bisa ia mati kepanasan, ya mungkin tidak mati kepanasan juga, tapi Kim terbiasa hidup di iklim dingin, jadinya kalau ia merasakan kepanasan dikit ia bisa pingsan terkadang.