Chapter 6.5

152 3 0
                                    

Siang hari seperti ini biasanya Kim menghabiskan waktunya di kantin kampus. Seperti biasa kim selalu duduk sendiri saat jam makan siang di kampus, selalu di kursi paling ujung dekat jendela. Sambil makan Kim mengerjakan tugas di laptopnya. Ia terlihat begitu serius.

Ia memang membenci namanya gangguan, apalagi mendengar rekan rekannya makan, mendengar suara mereka mengunyah makanan dengan mulut terbuka membuat Kim ingin mencekik mereka. Sejak itu ia memutuskan untuk makan sendiri saja. Untunya tidak ada yang menggangu kim lagi.

Saat sedang asik-asiknya ia mengerjakan tugasnya tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya, suara gebrakan piring dan kursi membuatnya terkejut, siapa yang berani-berani menggangu dirinya. Bukankah semua orang satu kampus sudah tau Kim, Kim orang paling susah di dekati dan paling dingin sekampus, harusnya itu membuat orang menjauhi dirinya. Hanya satu orang bodoh di dunia ini yang berani mendekati dirnya.

Saat ia menatap siapa orang bodoh yang berani menggangunya, dan ia pun menghela napas panjang. Siapa lagi kalau bukan si bodoh.

"ngapain kau duduk disini bodoh" Ucap Kim kasar.

"Halo juga Kim" Ucap Luis santai, tampa perduli ia duduk di sebelah Kim.

"Ngapain kamu disini" Ucap Kim dingin.

"Makan lah"

"Cih, serah mu lah" Ucap Kim nyerah, ia tinggal berpura-pura tak kenal dengan Luis, atau pura-pura menggap keberadaan Luis tak ada.

"Eh ayo duduk disini" Ucap Luis kepada kedua teman perempuannya.

"Tapi Luis, kau bilang kan tadi kursi kosong, dan kayaknya dia keberatan deh kita duduk disitu" Ucap salah satu perempuan berambut pendek. Dengan wajah indonesianya. Ia bernama Kartika.

"Udah deh, kita nyari kursi lain aja Luis" Ucap Linda, teman Luis dengan rambut panjang.

"Gak kalian gak usah takut, si Kim ini gak gitu kok, dia sahabat ku kok"

"Sahabat?" Ucak Kim jengkel.

"Teman maksudku"

"teman?" Ucap Kim tetap jengkel, sejak kapan ia jadi temanku, dan sejak kapan akrab, bukankah dia harusnya tau kita harus berpura-pura tak kenal di depan umum, ia boleh memperlakukan ku semau dia tapi setidaknya jangan di depan umum.

"Oke, teman seks" Ucap Luis bercanda. Mendengar ini kedua teman Luis terkejut dan terdiam sesaat bingung harus berkata apa.

"Berani sekali kau ya" Ucap Kim marah langsung mencekik leher Luis.

"Ki... Kim..." Ucap Luis susah berucap ketika lehernay di cekik dengan keras.

"Dasar anak bodoh!" Kim semakin emosi.

"Hanya teman satu kamar" Ucap Luis berteriak.

"awas kau ya" Ucap Kim melepaskan cekikannya dari leher Luis. Ia tak perduli lalu langsung duduk dan melanjutkan mengerjakan tugasnya.

"Luis, ini benaran gak apa?" Ucap Kartika semakin ragu melihat kelakuan kedua orang di hadapanya.

"Kim, boleh kan mereka duduk?" Ucap Luis dengan puppy eye, tapi Kim tak perduli bahkan tak menatapnya sama sekali. Ia terlalu lelah berdebat, kalau ia membiarkan mereka duduk kemungkinan nanti mereka gak duduk disini lagi. Mungkin mereka bakal lari nanti menjauh karena ia tau betapa dinginnya Kim.

"Aku gak ngelarang, semua orang terserah mau duduk dimanapun" ucap Kim dingin.

"Kan gak apa, ayo udah santai aja" Ucap Luis langsung menarik duduk Kartika dan Linda. Akhirnya mereka berdua walau agak takut duduk bersama Kim. Sambil makan mereka bertiga asik mengobrol. Kim hanya diam dan mencoba untuk tidak menggangu mereka bertiga.

"Abis itu aku bilang sama si andre, udah be yourself aja" Ucap Luis kepada kartika dan linda.

"Be youself, nasehat bodoh macam apa itu Luis" Celetuk Kim dingin.

"Apa yang salah emang sama nasehat itu" tanya Luis

"Ketika aku menjadi diriku sendiri orang membenciku"

"Hahaha, benar juga ya siapa yang tak benci dirimu"

"Nice joke shit head" komentar Kim kesal sambil mencubit memutar di paha Luis dengan keras sampai membuatnya berteriak kencang.

Melihat ini Kartika dan Linda malah tertawa terbahak-bahak, keduanya harus mengakui, Luis dan Kim ini walau terlihat bermusuhan sepertinya ada yang spesial dari keduanya. Mungkin mereka memanglah teman.

(18+) Digital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang