Chapter - 4

386 4 5
                                    

Kim berjalan seorang diri di lorong kampus, saat ini sudah sore dan dia sudah selesai menjalankan perkuliahanya di hari ini, sekarang dia bebas untuk beraktivitas. Namun kampus takan sunyi, karena sampai malam pun orang masih ada disini. Kampus ini benar-benar berjiwa kapitalis sekali, sampai buka 24 jam. Jaman sekarang tak seperti dulu dimana hanya saat matahari terbit manusia beraktivitas, sekarang 24 jam manusia selalu bekerja dan beraktivitas. Dia jadi ingat kedua orang tuanya yang sekarang entah dimana, mereka adalah penggila kerja, terutama ayahnya dia pernah bekerja 1 minggu nonstop tampa tidur.

Namun bukan itu yang penting saat ini, ia menghela napas panjang, ia telah memutuskan untuk berhubungan dengan Luis, tentu tidak sebagai pacar, disebut teman dekat tidak juga, namun ia memutuskan untuk menerima tawaran Luis untuk menjadi teman seksnya. Ia tak menyesalinya, namun ia merasa bingung kenapa ia menerimanya. Kenapa ia sangat meninginkan Luis, apa yang begitu spesial dari dirinya, apa mungkin ada yang tidak Kim sadari selama ini.

Sambil meminum Lattenya Kim melihat jam, hari ini Luis ada menghubunginya melalui pesan singkat, Luis mengirimkan pesan tentang lokasi di gedung kampus ini, dimana tak ada orang, dan Luis juga berkata ia ingin bersenang-senang dengan Kim, dan jujur itu membuat kedua alisnya naik. Saat ia menerima itu tadi siang ia merasa aneh. Luis tidak pernah mengajak jalan ataupun mengobrol, jadi apa asiknya dengan Kim. Mungkin yang ia maksud dengan bersenang-senang itu adalah seks, ya mungkin itu pikir kim, Kim merasa kecewa entah kenapa, apa hubungan mereka cuma sebatas seks, dihati kecilnya ia ingin sesuatu yang lebih tapi ia tak tau apa.

Luis berkata tinggal datangi saja dia. Namun Kim sudah keburu menolaknya tadi siang. dia berkata gak perduli kepada Luis, namun apa di kata lain di lalukan, langkah kakinya berjalan ketempat Luis, ia tak bisa berdusta kalau ia tertarik dengan apa yang Luis ucapkan. Toh kemungkinan Luis sudah pergi kan gak mungkin dia menunggu Kim disitu.

Otaknya berpura-pura ini bukan masalah seks, namun hatinya tau apa yang sebenarnya terjadi. Kim mendatangi Luis di lantai atas, ia tak tau apa yang ia harapkan dengan mendatangi Luis, ia berkata tidak namun ia tetap mendatangi Luis, kalau begini jadinya ia jadi kentara banget ingin bertemu Luis.

"Kim" Ucap Luis, bersandar sambil merokok memandangi pemandangan di luar gedung kampus. "Bukankah kau bilang tidak tertarik tadinya?"

"Gak, aku cuma ingin tau aja apa yang kau inginkan?" Ucap Kim datar. Ia menyembunyikan wajahnya yang sebenarnya antusias, hatinya senang bahwa Luis menunggunya disini, ini pertama kalinya seseorang menunggu dirinya.

"Oohhh, benarkah" Ucap Luis menatap Kim.

"Yap"

"Kalau begitu kenapa kau kesini, kau tau bukan apa yang akan kita lakukan?"

"Nope" Ucap Kim pura-pura tak tau untuk kesekian kalinya, harga dirinya terlalu tinggi untuk mengakuinya.

"Oh really?" Ucap Luis sarkas menyentuh kedua pipi Kim sudah bersiap untuk menciumnya, sejujurnya Luis sudah tidak sabar lagi untuk mencium Kim. Dan bisa menyentuh Kim membuatnya sangat sangat bahagia.

"Oh jadi ini yang kau sebut good time" Ucap Kim pura-pura terkejut dengan wajah datar menyembunyikan emosinya.

"Kau tak mau?" Ucap Luis dengan nada kecewa dan mulai melepaskan sentuhannya. Kim kalang kabut di balik wajah datarnya. Ia tak ingin ini berhenti.

"Aku tak bilang aku keberatan" Jelas Kim menatap Luis dengan datarnya, ia berharap Luis melanjutkannya. Dari jauh kalau orang tak tau Luis dan Kim akan terlihat seperti pasangan Gay. Antusias Luis kembali menyentuh Kim. Katanya cuma teman seks namun sampai mencium dan menyentuh manja, bukankah hanya sebatas teman seks pikir Kim bingung untuk sesaat, Ia masih ragu dengan apa yang terjadi, namun ia tak ingin berkata apa-apa.

(18+) Digital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang