Chapter - 19

54 2 0
                                    

Kim Bersandar di dinding sambil menunggu Luis, ia masih tak memahami kenapa ia perlu menunggu Luis, padahal kan dia bisa pulang sendiri, ia masih tak paham dengan cara apa Luis akan menjemputnya. Walau sudah berteduh, udara panasnya masih saja menghembus ke tubuhnya, ia tak mengerti kenapa ada orang yang mau tinggal di distrik ini, hanya orang gila yang mau tinggal disini. Dia terbiasa tinggal di distrik dengan iklim dingin jadinya ketika ia merasakan panas sedikit ia merasa gila.

Tak lama mobil sedan hitam dengan plat biru dari Uni eropa memarkirkan mobinya di depan lapangan tembak, Kim melanjutkan merokok tampa memperdulikannya, memang tidak banyak orang uni eropa disini, tapi itu bukan pemandangan yang aneh. Sejauh yang ia tau orang dari uni eropa yang ia kenal hanya Luis.

Tak lama orang di dalam mobil itu keluar, ia memiliki rambut coklat yang indah seperti luis, ia mengenakan jas berwarna hitam bak ceo dari sebuah perusahaan, dari pakaianya saja sudah terlihat ia orang yang berada, jasnya saja dibuat khusus untuk dirinya. Namun semakin Kim melihat orang tersebut ia mulai tersadar, siapa orang tersebut, siapa lagi kalau bukan pacarnya, Kim menjadi sedikit bingung kenapa pacarnya punya mobil, bukanya ia orang kelas menengah biasa, atau ia sebenarnya menyembunyikan sesuatu. Tapi selama ia hidup ia di kelilingi orang-orang aneh, entah kenapa ia lama-lama mulai terbiasa di kejutkan dengan hall hall seperti ini.

"Luis" Ucapnya terkaget-kaget.

"Kau tak menyangka kalau aku akan menjemputmu dengan mobil bukan" Jelas Luis sambil mengecup pipi Kim. Luis baru saja pulang dari pertemuanya dengan keluarganya.

"Aku tak tau kalau kau punya mobil"

"Aku memang tak punya mobil, ini kendaraan milik ayahku" Jelas Luis mengandeng tangan Kim, ia menarik Kim ke mobil. Sambil membukakan pintu ia mempersilahkan Kim untuk masuk. Sambil meletakan tasnya Kim masuk kedalam, ia terduduk di kursi depan. Akhirnya ia bisa merasakan udara sejuk dari pedingin mobil. Ia rasanya sampai-sampai ingin melepaskan kaosnya saja saking panasnya. Kim melepaskan Ammo vestnya dan meletakan di kursi belakang berserta tas yang berisikan senjatanya. Membuka pintunya Luis masuk kedalam mobilnya. Setelah masuk kedalam mobil Luis langsung menyentuh Kim dan menciumnya di bibir.

"Kau lama menunggu?" Tanya Luis sambil menyentuh pipi Kim lembut.

"Tak juga, aku baru selesai" Jelas Kim Kim berbohong.

"kau ingin makan sesuatu?" Tanya Luis.

"Entahlah, aku ingin makan di tempat kerjaku saja, soalnya itu yang masuk di budget ku" Komentar Kim. "Aku boleh ngerokok di dalam mobil gak" Tambahnya lagi.

"Boleh kok, dan Kau tak ingin makan di tempat yang lebih berkelas kah, kan aku juga yang bayarin" Jelas Luis.

"Denger deh Luis, aku pacarin kamu bukan soal duit" Komentar Kim sambil ngerokok menyandarkan kepalanya di tangannya. "Aku bisa bayar sendiri kok makanya aku milih makan di tempat kerjaku"

"Aku tau kok, aku senang aja manjain kamu, selama ini aku belum pernah manjain kamu kan?" Tanya Luis.

"oh sayangku" Ucap Kim senang. "Tapi Luis, kamu udah ada sama aku itu udah bikin aku senang"

"Tapi aku serius loh, kalau kamu mau, kamu bisa makan dimanapun yang kamu mau"

"Aku tau kok, cuma saat ini aku lagi ingin makan disana dan bertemu teman-teman ku"

"Oke gak apa, aku bakal ikut kemanapun kamu inginkan" Jelas Luis.

"Makasih sayang" Jelas Kim.

"Gak masalah, ngomong-ngomong, kamu gak penasaran ya kenapa aku bisa kayak gini"

"Penasaran, oh maksud kamu, apa aku gak penasaran backround kamu sebenarnya gitu" Jelas Kim.

"Iya, kau sepertinya terlihat tidak perduli"

(18+) Digital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang