Chapter 26

27 1 0
                                    

Meneguk segelas air dingin Luis terdiam mendengarkan perdebatan di meja bundar, sudah sejam ia berkacak kepala mendengarkan dua orang politikus sekaligus jendral milisi ini berdebat tiada henti. Sudah 8 jam berlalu masih saja tidak membuahkan hasil.

Mereka memperdebatkan siapa yang akan menjadi presiden nantinya, bahkan sebelum perang ini di menangkan para politikus sudah berlomba untuk mendapatkan posisi. Bagaimanapun ia takan bisa lari dari masalah politik. Saat ia bekerja di Parlemen, Luis memanglah seorang politikus, ia bisa menerimanya, ia tau ini adalah kewajibannya, namun ia tak menyangka rupa-rupanya saat ia bekerja di lapangan seperti ini masih saja ada masalah politik.

Ia tau dirinya adalah seorang politikus, Namun bukan berarti ia menyukai berurusan Dengan politikus, mereka terlalu berbelit-belit dalam berbicara. Menyalakan rokoknya Luis memandangi bahasa tubuh orang-orang di sekitarnya, para staf hanya bisa melihat para Atasannya berdebat, mereka tentu tak suka berada disini saat ini, dan kim, ya Kim adalah Kim.

Kim semenjak tadi asik memainkan anak kucing milik salah satu staff di pangkalan militer ini. Memandang Kim yang berputar-putar kesenangan memainkan kucingnya membuat ku tersenyum tipis, ia bukanlah tipikal diplomat yang paham masalah seperti ini, kalau masalah bertarung ia memang rajanya, memandangnya membuat lelahnya diriku terasa menghilang.

Sudah seminggu ini aku berpergian kemana-mana, bernegosiasi dengan beberapa fraksi, mencoba menyatukan, rekonsiliasi, tampaknya secara politik mulai stabil, rupa-rupanya selama ini intervensi Vermont hanya sebatas militer, keahlian mereka bukanlah politik tampaknya.

Rasanya seperti mau gila saja saking sibuknya, selama semingguan ini Kim lah yang menjadi pengawalku, sayangnya aku tak pernah bisa menghabiskan waktuku bersama dirinya, harusnya setelah urusan ini selesai, ada waktu luang yang bisa kugunakan untuk bersantai bersamanya. Harusnya urusan ini tidak lebih dari 2 jam saja, namun malah molor sampai 8 jam. Kim tersadar disaat ku memandanginya sedari tadi, ia membalasnya dengan senyuman, sambil melambaikan tangan ia berkata.

"Semangat" Ucapnya pelan penuh semangat, ucapan itu membuat ku merasa lebih semangat, lelah terus diam menunggu akhirnya Luis angkat bicara, setelah merapikan jas hitamnya Luis lalu mengebrak meja dengan tangannya, membuat seisi ruangan terdiam, kecuali Kim yang begitu acuh memainkan kucing di ujung ruangan.

"Berhenti bertengkar!" Bentaknya, kedua politikus itu terhenti sejenak menatap Luis.

"Apa yang kalian pikir kalian lakukan saat ini?" Bentak Luis lagi.

"Kalian belum memenangkan perang ini, selama yang ku tau, tanpa Eropa dan Vermont kalian sudah kalah 3 tahun yang lalu!"

"Jangan pikir aku tidak berkuasa atas kalian." bentak Luis berdiri dari kursinya berkacak pinggang satu tangan menantang kedua politikus tersebut.

"Tugasku bukan membantu kalian menjadi Presiden!"

"Tugasku adalah menstabilkan korea dan mendirikan negara demokrasi!"

"Tugas kalian adalah bertarung, menyatukan Korea itu tugas kalian"

"Bukan seperti anak-anak yang malah bertengkar memperebutkan mainan!"

"Bukan tugas kalian memilih siapa yang akan memimpin negara ini!"

"Yang memilih siapa yang akan memimpin negara ini adalah rakyat Korea, sifat sifat anti demokrasi kalian ini akan menghancurkan negara ini!"

"Dimana jiwa jiwa demokrasi kalian?"

"Sekarang, dengan atau tanpa kalian aku akan menjalankan tugasku, mandatku jelas menstabilkan korea, dan akan kustabilkan korea"

"Jangan kau pikir aku memerlukan kalian, aku bisa mencari orang lain!"

"Dengan atau tanpa kalian, sekarang tugas kalian hanya satu ikuti aku atau fuck off" Omel Luis memecahkan telinga. Setelah semua itu berlalu Kim mengawal Luis di lorong pangkalan militer, ia tersenyum memandang Luis yang masih panas sejak rapat tadi.

(18+) Digital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang