Chapter - 10

111 3 1
                                    

Untuk pertama kalinya kim dan luis duduk bersampingan di kampus, ada seminar khusus dimana keduanya ikut, dan sekian banyak tempat Luis memilih untuk duduk bersama Kim.

"Sekian banyak tempat kenapa milih disini sih?" Ucap Kim ngomel menatap Luis di sampingnya. Sambil tertawa Luis cengengesan melihat Tingkah Kim, dia juga senang mengusili Kim itu salah satu alasannya, namun alasan lain tentu saja ia senang bersama Kim.

"Well aku berhak duduk dimana saja bukan?"

"Tapi kan kamu bisa milih dimana aja selain disini" kim bukanya gak ingin duduk sama Luis sih, dia lebih takut kalau di kira berpacaran atau ada sesuatu, ia hanya ingin di anggap sebagai teman.

"Dan aku milih disini"

"Fine" komentar kim menyerah lampu mulai redup, cahaya di depan mulai menyala, seseorang berdiri dan mulai memperkenalkan dirinya, dia memulai seminar, kim mulai mendengarnya sesekali mencatat apa yang ia anggap menarik. Namun berbeda dengan Luis yang berbanding terbalik dia terlihat bosan dengan seminar ini, kalau ia tidak dapat nilai tambahan mungkin ia tidak akan datang ke seminar ini.

Cahaya lampu perlahan-lahan semakin redup hingga mulai gelap, Kim yang asik memperhatikan seminar tak sadar bahwa ia terus di perhatikan oleh Luis, Luis lebih tertarik memperhatikan Kim dari pada seminarnya, bagi luis Kim adalah wanita idamannya, tomboys, short hair, kelakuannya juga imut, dan macho. Tentu saja ia tak suka mengakui atau mengucapkannya secara langsung tapi ia memang terpesona dengan kim, tampa sadar Luis malah menyentuh rambut Kim. Sesaat Kim terundur ia terkejut dengan sentuhan Luis.

Reflek kim mencubit kedua pipi Luis dengan kedua tangannya, gemes dan jengkel menyatu menjadi satu. "Lu ngapain sih....." Komentarnya lalu melepaskan cubitannya. "Kalo ada yang lihat gimana" komentarnya lagi melanjutkan cubitannya kali ini di hidung Luis. Luis tampa bisa menjawabnya karena kesakitan di Cubiti kim, walau sudah sering kena cubitan Kim ia tetap takan bisa terbiasa.

"Well, gak bakal ada yang liat kok gelap gini" komentar Luis mengusap kedua pipinya.

"Terus ngapain megang- megang tadi!" Komentarnya kim kalap hendak mencubit lagi.

"Whoa whoa sorry kebiasaan, kamu gak mau ya, maaf maaf" ucap Luis cepat sambil menundukkan kepalanya meminta maaf, di satu sisi ia benar-benar meminta maaf tapi di sisi lain juga biar tak terkena cubitan Kim. Dan Luis sudah terbiasa memegang Kim jadi ia agak terkejut Kim marah dengannya. Lalu Kim terhenti sejenak, ia merasa malu untuk mengucapkannya, namun ia tak bisa berbohong kalau ia sudah sering bersentuhan dengan Luis, dan tentunya keduanya jadinya terbiasa saling menyentuh. Namun masalahnya saat ini mereka di tempat umum andai saja mereka berduaan saja ia tak masalah.

"Well, aku bukannya gak mau tapi ini di tempat umum" untung saat ini gelap, jadi wajah merah Kim tak terlalu terlihat.

"Tapi disini gelap Kim, orang terdekat kita berada 7 atau 9 kursi jauhnya"

"Kalau mereka dengar aku mendesah gimana!"

"Mendesah!?" Ucap Luis sampai tertawa kecil menutupi mulutnya supaya tak terdengar dan mengganggu orang lain. Demi tuhan kim pikir luis, mendesah aku bukan hendak berhubungan seks denganmu disini. "Aku masih sadar ini tempat umum Kim, sejauh yang ku lakukan paling hanya mencium dirimu saja" Mendengar balasan Luis, kim rada ragu, ia agak malu dan tak tau harus menjawan apa.

"Bolehkah aku menyentuhmu lagi" Bisik Luis tepat di sebelah telinga Kim, ia terpaku menatap Luis, ia ingin bersentuhan lagi dengannya, sudah beberapa Minggu ia tak bersentuhan dengan Luis, namun ia hendak menolaknya saat ini, keraguannya melihat kesana kemari, menatap sekelilingnya dan berpikir keras apakah akan ada yang melihatnya kalau ia bersentuhan dengan Luis. Pandangan keduanya bertemu, Luis penuh antisipasi menunggu Jawaban Kim, beberapa detik berlalu, namun rasanya seperti kekelan abadi.

(18+) Digital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang